MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Salah satunya dalam QS. Al Baqarah ayat 168, Allah memerintahkan manusia agar memakan makanan yang halal dan thayyib. Menurut Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar, dalam Islam konsepsi halal-thayyib merupakan sesuatu yang penting, bukan hanya pada kualitas makanan semata, tapi juga peralatan penunjang hidup yang lain seperti pakaian, kosmetik, dan lain-lain.
“Apa yang kita konsumsi bukan hanya apa yang kita makan saja, tapi mencakup juga barang-barang yang kita gunakan. Misalnya, alat masak, terbuat dari barang halal apa tidak, ini harus diperhatikan,” terang Syamsul dalam acara webinar Halal Food: Faith and Food pada Rabu (30/11).
Syamsul kemudian berpesan kepada para dosen, mahasiswa, dan warga Muhammadiyah yang tinggal di luar negeri, terutama di negara-negara sekuler, agar berhati-hati dalam memilih makanan, dan barang-barang lainnya. Hal ini penting, selain sebagai komitmen keberislaman dan ketundukan kepada Allah Swt, tapi juga menjaga kesehatan tubuh.
“Ini penting sekali. Apakah sembelihan orang non muslim bisa kita makan, walau mereka pasti tidak baca basmalah. Inilah penting sekali menjadi perhatian kita semua terutama yang tinggal di negara-negara sekuler,”
Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim terbanyak di dunia. Oleh sebab itu, Indonesia memiliki tingkat konsumsi halal food tertinggi di dunia. Hal ini menjadi peluang untuk mendatangkan kemanfaatan ekonomi. Syamsul mendorong Halal Center di sejumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) untuk mengembangkan konsepsi halal-thayyib ini. Sebab, miris apabila masyarakat Indonesia masih merupakan eksportir halal food yang rendah.
“Di beberapa wilayah Halal-thayyib ini telah menjadi sesuatu konsep industri yang memberi peluang untuk mendatangkan kemanfaatan ekonomi. Tentu harus kita kejar, dan memang sudah saatnya PTMA untuk mengembangkan sejenis Halal Center,” ucap Guru Besar Hukum Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.
Syamsul mendorong agar Halal Center Muhammadiyah bisa memanfaatkan potensi pasar yang ada, sehingga halal food bisa dipasarkan secara besar-besaran, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Selain itu, potensi pasar juga didapatkan tidak hanya dari kaum muslim, tetapi juga dari kaum non-muslim yang memilih halal food karena kualitas, kebersihan, kesehatan, dan keamanan yang terjamin.
“Ini adalah ajaran Islam yang paling diterima di seluruh dunia. Kenapa? karena setiap yang halal-thayyib ini pasti bersih, higienis, sehingga orang dapat percaya. Alhamdulilah Muhammadiyah saat ini mulai bergerak soal ini,” ucap Syamsul.