MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Alquran menyatakan bahwa Kaum Yahudi merupakan umat yang paling banyak membantah nabi-nabi mereka. Berbagai hukuman yang ditetapkan Allah pun tak juga mengubah sikap mereka.
Salah satu hukuman yang dikenal adalah diharamkannya memakan lemak bagi kaum Yahudi. Dalam kanal Youtube UFS Official Chanel, Senin (21/6) Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menjelaskan Alquran mencatatnya dalam Surat Al-An’am ayat 146, dan Surat Ali Imran ayat 93-95.
“Bentuk-bentuk daging dalam Surat Al-An’am 146 diharamkan pada bani Israil, seperti gajih (lemak) yang bercampur dengan daging,” jelas Fahmi Salim. Selain daging yang bercampur lemak, jerohan pun juga tidak dimakan orang Yahudi.
Surat Al-An’am ayat 146 secara jelas mengharamkan bagi orang Yahudi daging-daging dari semua hewan yang berkuku, lemak sapi, lemak kambing, jerohan dan daging yang menempel dengan tulang.
Diharamkan Sebagai Bentuk Hukuman, Bukan Perintah Tuhan di dalam Taurat
Sebagian besar orang Yahudi beralasan bahwa di balik mereka tidak makan daging-daging di atas adalah mentaati ajaran di dalam Taurat. Surat Ali ‘Imran ayat 93 membantah alasan tersebut.
Ayat 93 Ali Imran menyatakan bahwa semua makanan pada awalnya halal bagi Bani Israil. Surat An-Nisa ayat 160-161 menerangkan bahwa larangan memakan daging di atas muncul sebagai hukuman atas kezaliman yang telah dilakukan kaum Yahudi.
Kezaliman yang dimaksud adalah mengubah berbagai perintah Allah, membuat satu hukum tertentu dan disebutkan bahwa hal itu adalah perintah dari Allah padahal sebetulnya bukan.
“Mereka semua bungkam dan tidak mau mendatangkan Taurat. Ini adalah contoh yang menunjukkan kebohongan yang dibuat oleh orang-orang Yahudi atas nama Taurat dan bagaimana mereka melakukan perubahan terhadap isi kandungan kitab Taurat,” demikian Tafsir Al-Muyassar menjelaskan makna Surat Ali Imran ayat 93 yang kemudian dipertegas dengan ayat setelahnya.