Sabtu, 5 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Artikel

Sekolah Muhammadiyah, Pusat Pengetahuan dan Kaderisasi

by Redaksi Muhammadiyah
4 tahun ago
in Artikel, Moderasi Islam
Reading Time: 4 mins read
A A

Oleh: Diki Hermawan

Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Rusia & Mahasiswa Kazan Federal University

Eksistensi Muhammadiyah sudah lebih dari satu abad. Selama itu pula, Muhammadiyah telah menjadi gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, pemurnian akidah dari jurang kejumudan, serta segenap usaha menolong umat dari ketertinggalan. Ketika mula dirintis pada 1912, Muhammadiyah bertujuan membangkitkan kesadaran umat Islam dari ketertinggalan. Pada waktu itu umat muslim sudah jauh tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan, ekonomi, kesehatan dan kehidupan sosial.  KH. Ahmad Dahlan telah merumuskan dengan tepat model “perlawanan” Muhammadiyah yakni dengan membuka akses pendidikan, kesehatan dan layanan sosial.

KH. Ahmad Dahlan menawarkan model baru “gerakan Islam” yang kemadjoen. Tentu saja tidak mudah. Sejak awal KH. Ahmad Dahlan sudah menerima tantangan yang besar. Surau miliknya dibakar dan ia terpaksa harus mengungsi. Kendati demikian, KH. Ahmad Dahlan tidak kenal mundur. Ia melanjutkan misi surat al-Ma’un yakni menolong umat dari ketertindasan dan ketertinggalan. Maka sekolah Muhammadiyah harus menjadi pusat pengetahuan dan kaderisasi. Tapi tantangan apa yang tengah kita hadapi?

MateriTerkait

Khutbah Jumat: Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Adalah Maqasid Syariah

Undangan Terbuka untuk Kader Muhammadiyah: Mari Menulis Tafsir At-Tanwir

Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

Tantangan AUM Pendidikan

KH. Ahmad Dahlan mengajarkan betapa pentingnya pendidikan dan gerakan sosial bagi umat Islam. Pada hari ini, ribuan sekolah dan ratusan perguruan tinggi milik Muhammadiyah telah berdiri di berbagai tempat. Jumlah yang mencengangkan. Tapi angka-angka besar jumlah lembaga pendidikan Muhammadiyah juga perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas.

Saya punya pengalaman menjadi guru salah-satu sekolah Muhammadiyah di Jakarta Pusat. Sayang sekali, pencapaian sekolah kita belum terlalu merata. Tidak semua sekolah Muhammadiyah mampu meraih prestasi membanggakan. Ada beberapa sekolah dengan mutu bagus. Dan ada pula sekolah dengan mutu di bawah rata-rata. Apakah kesalahannya ada pada manajemen? Pada penggerak sekolah? Pada semangat membesarkan sekolah Muhammadiyah? Jawaban bisa beraneka ragam. Tapi satu hal yang jelas adalah perbaikan dan peningkatan daya saing sekolah Muhammadiyah perlu kita perjuangkan. Tidak lain sebagai bentuk komitmen kita warga Muhammadiyah dalam dakwah bidang pendidikan.

Sekolah-sekolah Muhammadiyah punya banyak modal untuk menggerakkan dan meningkatkan mutu layanan pendidikan. tapi itu tidak cukup jika tidak didesain ulang. Supaya bermekaran lagi sekolah-sekolah unggulan dan maju milik Muhammadiyah. Jangan sampai berkat jumlah sekolah yang banyak kita jadi terlena untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan. Latar sejarah Muhammadiyah dalam bidang pendidikan harus jadi pegangan yang kokoh. Idealnya, sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi alat dakwah, pusat pendidikan dan kaderisasi yang melahirkan kader-kader progresif dalam menganalisis persoalan dan tajam dalam memberikan solusi. Kader-kader dididik untuk menolong umat dari ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan kebodohan. Jadi sekolah tidak sekedar terus menerus berurusan dengan urusan teknis pendidikan. Harus ada visi yang lebih tinggi.

Penggerak Sekolah Harus Makin Giat

Muhammadiyah jelas terus berbenah. Upaya penguatan dan perbaikan itu tercermin jelas dalam Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 01/PED/I.0/B Tahun 2018 tentang Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah. Pedoman resmi itu mempertegas kembali apa sebenarnya dasar, prinsip, fungsi, dan tujuan pendidikan Muhammadiyah. Bagi warga persyarikatan yang mengelola lembaga pendidikan, bertanggungjawab menjaga supaya kerangka utama visi pendidikan Muhammadiyah tetap berada pada jalur yang semestinya. Tidak mudah memang. Tapi tidak boleh menyerah.

Pemikir dunia pendidikan di nusantara sebetulnya sudah sangat maju pada masanya. Selain ada KH. Ahmad Dahlan, juga kita bisa menengok gagasan Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan adalah memerdekakan manusia (Dewantara: 1961). Konsep pendidikan nasional pertama yang ditulis oleh Bapak pendidikan Indonesia ini senafas dengan ideologi pendidikan Muhammadiyah. Sebuah konsep ideologi pendidikan yang diselenggarakan dengan penuh keikhlasan sebagai pusat dakwah dan kaderasasi yang mampu mendidik generasi masa depan umat menjadi bertakwa pada Allah, serta menjadi kader berilmu, cakap, mandiri, berkemajuan dan unggul dalam menjalankan kewajibannya sebagai warga negara dengan demokratis dan bertanggungjawab.

Kita mesti kembali berpedoman bahwa dasar pendidikan Muhammadiyah adalah nilai-nilai yang bersumber pada al-Quran, as-Sunnah dan kebijakan Persyarikatan, (Pasal 2: Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 01/PED/I.0/B Tahun 2018). Kita sudah memiliki dasar yang kokoh dalam menyelenggarakan pendidikan. Dasar itu sudah kita ramu dalam ideologi al-Islam Kemuhammadiyahan (AIKA) dan dasar itu adalah sebuah modal yang menjadikan Muhammadiyah sudah sangat kaya serta mapan dalam hal studi kultural sebagai pilar penyangga pendidikannya.

Mendayagunakan AIKA

Persoalannya dapatkah kita benar-benar kembali pada dasar tersebut. Dapatkah kita menjadikan sekolah sebagai sebuah laboratorium yang benar-benar menjadi tempat pengkajian dasar studi kultural kita itu sebagai hal pokok yang amal usaha pendidikan Muhammadiyah berikan kepada murid-muridnya. Sedangkan di saat yang sama sekolah-sekolah kita terdistraksi oleh urusan teknis dan instrumentalistik, mengejar pemenuhan standari kualitatif sehingga sulit menempatkan AIKA sebagai dasar studi kultural dalam pendidikan Muhammadiah, ke dalam kurikulum dan program-program yang sekolah laksanakan. AIKA hanya sebatas muatan lokal dalam kurikulum, program-program AIKA sekadar ritual dan penghafalan, dialektika dalam pengkajian AIKA di sekolah-sekolah perlu lebih fresh dan kekinian.

Kita perlu kembali pada alasan mengapa Muhammadiyah mendirikan sekolah. Tiada lain sebagai pusat pendidikan, kaderisasi, dakwah, dan pelayanan dalam rangka mencerdaskan kehidupan umat manusia. (Pasal 4: Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 01/PED/I.0/B Tahun 2018). Sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak dimaksudkan berfungsi sebagai sebuah wahana persaingan yang mencetak robot sempurna yang dapat tepat guna digunakan dalam pasar globalisasi. Sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak dimaksudkan untuk bersaing sebagai sekolah unggulan yang hanya menerima murid unggulan dan menghasilkan lulusan unggulan yang mampu menjadi manusia cerdas namun belum tentu mampu berpikir benar dan menjadi pribadi berakhlak.

Sekolah Muhammadiyah dimaksudkan untuk berfungsi sebagai sarana pendidikan sekaligus sebagai pusat kaderasasi. Sebagai pusat kaderisasi, sekolah Muhammadiyah haruslah menghasilkan kader yang dapat mendukung, dan bergerak untuk mewujudkan cita-cita persyarikatan dalam masyarakat. Yakni menghasilkan lulusan yang dapat berusaha mewujudkan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk itu, sekolah-sekolah Muhammadiyah seharusnya mengutamakan dirinya untuk berfungsi menghasilkan lulusan yang mampu hidup sebagai pribadi muslim yang sebenar-benarnya, dengan ideologi AIKA yang persyarikatan miliki.

Di tengah era globalisasi, sekolah Muhammadiyah harus jadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan juga menghasilkan kader-kader unggulan. Sehingga mampu mendidik kader-kader terbaik untuk mengagas solusi atas persoalan-persoalan umat manusia kontemporer. Idealnya kader Muhammadiyah yang dilahirkan dari sekolah-sekolah ini, kemudian dapat menjadi agen bagi pemberantasan ketimpangan dan ketidakadilan sosial. Di sinilah peran kolaboratif antara mata pelajaran sains, humaniora dan AIKA di sekolah Muhammadiyah. Sehingga bukan tidak mungkin sekolah-sekolah Muhammadiyah akan berhasil mendidik siswa-siswa yang punya kecakapan intelektual sekaligus kemanusiaan.

Editor: Fauzan AS

Tags: headline
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Vaksin Halal atau Haram? Berikut Tinjuan Ushul Fikih

Next Post

Cak Nanto: Syekh Ali Adalah Ulama Teladan yang Meneduhkan

Baca Juga

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?
Artikel

Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?

27/03/2025
Next Post
Kutuk Keras Bom Katedral Makassar, PP Pemuda Muhammadiyah Minta Polri Bergerak Cepat

Cak Nanto: Syekh Ali Adalah Ulama Teladan yang Meneduhkan

bisnis digital

Titik Nadir Penantian, Sebuah Upaya Kampus Muhammadiyah Bangkitkan Spirit Napi Perempuan

Sulawesi Barat Diguncang Gempa, Muhammadiyah Kerahkan Sumber Daya

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedutaan Malaysia: KHGT adalah Tonggak Baru Penyatuan Umat Islam Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.