MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Di sela pidato iftitah Tanwir II Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Sabtu (4/9) Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan apresiasi besar atas kerja keras semua elemen Persyarikatan di masa pandemi.
“Alhamdulillah dan terima kasih bahwa di tengah beban berat Covid-19 seluruh komponen Muhammadiyah bergerak aktif selain mengatasi wabah juga menjalankan usaha-usaha tanpa kenal lelah,” kata Haedar.
“Muhammadiyah dari Pusat sampai Ranting, Aisyiyah dan Organisasi Otonom lainnya, MCCC, majelis dan lembaga, amal usaha, PCIM-PCIA, serta jamaah di seluruh tingkatan secara proaktif bergerak menjalankan program dan kegiatan,” imbuhnya.
Kerja keras seluruh elemen Persyarikatan membesarkan dakwah Muhammadiyah di masa pandemi menurut Haedar sangat luar biasa. Buktinya adalah lahirnya berbagai amal usaha pendidikan baru di daerah, wilayah, hingga luar negeri.
“Warga dan pimpinan Persyarikatan tetap gembira serta menunjukkan penghidmatan dan etos kerja tinggi mengikuti enam pesan Kyai Dahlan yaitu Tidak Menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain; Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik; Tidak sombong dan tidak berbesar hati jika menerima pujian; Tidak jubria (ujub, kikir, dan ria); Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni; dan Bersungguh hati terhadap pendirian,” puji Haedar.
“Muhammadiyah-Aisyiyah sungguh memiliki daya hidup yang luar biasa. Itulah etos dakwah dan tajdid yang lahir dari jiwa Islam berkemajuan!” kesannya.
Jangan Berpuas Diri, Tugas Muhammadiyah Masih Panjang
Meski kerja pengkhidmatan para pegiat Muhammadiyah dianggap sangat memuaskan, Haedar mengingatkan agar semua pihak di Persyarikatan tetap rendah hati dan menjaga keikhlasan. Apalagi pandemi belum sepenuhnya berakhir.
Selanjutnya Haedar juga berpesan agar pemikiran, sumber daya manusia, usaha, dana, dan daya dukung di dalam Muhammadiyah dioptimalkan dengan membangun rancang-bangun adaptasi baru dan rekonstruksi langkah yang cerdas, seksama, dan berkelanjutan.
“Agenda Muhammadiyah ke depan tentu masih berat. Pasca pandemi Muhammadiyah dan bangsa Indonesia penting melakukan recovery berbagai aspek kehidupan seperti pemulihan mental warga, amal usaha, membangkitkan ekonomi rakyat kecil dan menengah, dan normalisasi berbagai aktivitas,” pesannya.
“Akhirnya, Muhammadiyah di tengah dinamika kehidupan yang berat dan kompleks dituntut mujahadah yang semakin berkemajuan dalam menggerakkan segala usaha memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Tumbuhkan sikap optimis hadapi pandemi dan masalah negeri disertai usaha menyukseskan Muktamar ke-48 di Surakarta,” kata Haedar.
“Seraya terus bermunajat kepada Allah ‘Azza Wa Jalla agar musibah Covid-19 diangkat atas Kuasa-Nya dan kehidupan berjalan normal kembali secara lebih baik. Semoga umat manusia di muka bumi saat ini belajar hikmah kehidupan dari musibah global ini untuk hidup makin dekat dengan Tuhan, mencintai sesama dan alam ciptaan-Nya, dan membangun peradaban yang tercerahkan dalam limpahan berkah-Nya. Nashrun min Allah wa fathun qarib!,” doanya.