MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir sampaikan tahniah atas diselenggarakannya Muktamar ke-16 Organisasi Persatuan Islam (Persis). Haedar berharap muktamar ini menjadi majelis penting dan strategis agenda organisasi.
Muktamar ke-16 Persis yang digelar pada, 24-26 September 2022 di Bandung, Jabar dengan tema “Transformasi Gerakan Dakwah Persis untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin dalam Bingkai NKRI” ini juga diharapkan menghasilkan keputusan terbaik bagi Persis sendiri, bangsa Indonesia dan kepentingan umat manusia.
“Tentu muktamar Persatuan Islam ini memiliki pandangan, komitmen dan orientasi yang sangat penting dan strategis,” harap Haedar di acara Pembukaan Muktamar ke-16 Persis secara daring, Sabtu (24/9).
Haedar percaya, di usia Persis yang hampir seabad ini akan terus berkiprah mengembangkan dan mewujudkan dakwah, menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Sebagai organisasi Islam rahmatan lil alamin, Persis juga diharapkan dapat berperan dalam dakwah untuk membawa kepada kemaslahatan yang lebih luas.
“Sehingga Persatuan Islam lewat Muktamarnya yang ke-16 akan terus menjadi organisasi Islam yang bergerak maju, yang bergerak dinamis dan melahirkan perubahan-perubahan baru sebagaimana hukum transformasi”. Imbuhnya.
Menurutnya, transformasi merupakan sunnatullah yang harus direkayasa untuk ke arah yang lebih baik. Perubahan-perubahan dakwah yang dilakukan tetapi tidak boleh lepas dari nilai-nilai dasar Al Quran dan Sunnah.
“Tetapi di saat yang sama strategi gerakannya perlu beradaptasi dengan realitas yang berkembang,” ucapnya.
Melalui Muktamar ke-16 Persis ini diharapkan dapat menghadirkan Islam sebagai solusi kehidupan, pemandu kehidupan dan pencipta peradaban Islam serta menebar nilai-nilai kebaikan yang melintas. Sehingga kebaikan atau kerahmatan Islam bukan hanya dirasakan oleh umat Islam saja.
“Tentu tidaklah mudah menghadirkan Islam rahmatan lil alamin di tengah berbagai macam paham, pemikiran, dinamika zaman baik di tingkat lokal-nasional, regional sampai global. Maka diperlukan aktualisasi atau perwujudan islam yang rahmatan lil alamin dengan pendekatan dan wawasan baru,” tuturnya.
Aktualisasi tersebut sebagai penegasan bahwa konsep Islam rahmatan lil alamin bukan hanya dogma, ajaran dan retorika. Tetapi mewujud dalam kehidupan yang dirasakan oleh banyak orang dan melintas batas ke berbagai bangsa.
Pada kesempatan ini Haedar juga menitip pesan kepada seluruh elemen bangsa, termasuk ormas keagamaan agar menjaga dan membingkai sekaligus mengarahkan Indonesia ini sesuai cita-cita para pendiri bangsa. Di mana tokoh-tokoh Islam juga hadir dalam pendirian bangsa Indonesia ini. bahkan sebelum merdeka, umat Islam telah menjadi pioneer dalam perjuangan.