MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA—Nabi Muhammad SAW membawa pencerahan ke seluruh dunia Arab yang pada saat itu berada di titik nadir dalam penegakan hak asasi manusia. Risalah pencerahan Nabi Muhammad Saw pada zamannya telah melakukan lompatan kuantum terhadap praktik yang sarat dengan tribalisme Arab.
“Nabi Muhammad Saw diutus ke dunia ini dengan risalah besar ialah membebaskan manusia dari kegelapan menuju terang benderang (min al-dlulumat ila al-nur). Ini adalah risalah pencerahan yang dilakukan sepanjang hidup setelah diutus sampai wafatnya,” kata Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni dalam Khutbah Jumat di Masjid Al Akbar, Surabaya pada Jumat (29/10).
Sebagai umat pengikut jejak langkah kerisalahan Nabi Muhammad Saw, Syafiq mengajak kaum muslim sekalian untuk menafakuri perjuangan dakwah risalah pencerahan Nabi Saw. Tujuannya agar memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Menurutnya, ada beberapa poin pesan pencerahan yang dilakukan Rasulullah Saw, di antaranya:
Pertama, Rasulullah mengeluarkan kita dari syirik beralih ke tauhid. Nabi Saw gigih mengeluarkan segala macam bentuk kemusyrikan seperti yang menyelimuti masyarakat jahiliyah menuju pencerahan tauhid. Nilai tauhid inilah yang membentuk prisma pandangan hidup dan menjadi asas bagi setiap gagasan Rasulullah Saw.
“Sekalipun orang-orang musyrik Quraisy meyakini bahwa Allah Sang Pencipta, namun dalam tatacara ibadah mereka belum menunjukkan tauhid yang sebenarnya. Rasul mengajarkan kita untuk menjauhi syirik dan melandasi semua kehidupan kita atas dasar tauhid,” tutur Pria kelahiran Lamongan, 15 Juni 1954.
Kedua, Rasulullah mengeluarkan kita dari kedzaliman menuju keadilan. Nabi Muhammad diutus dalam tradisi jahiliyah yang senantiasa mempraktekkan kedzaliman. Rasulullah mendidik dan berdakwah mengajak bangsa Arab agar terikat dengan hukum-hukum Islam yang memegang teguh prinsip keadilan.
“Pada zaman Nabi kita, begitu banyak eksploitasi, diskriminasi, dan segala macam bentuknya adalah lambang-lambang kedzaliman. Oleh karena itu, zaman sekarang pun harus mewujudkan keadilan di muka bumi ini. mungkin tidak mudah, namun itu adalah kewajiban kita untuk mewujudkannya,” tutur alumni Studi Islam Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat ini.
Ketiga, Rasulullah mengeluarkan kita dari permusuhan kepada persaudaraan. Era jahiliyah diwarnai munculnya permusuhan antarmanusia karena kepentingan hedonistis. Dalam keadaan puncak kerusakan manusia inilah, Allah lantas mengutus Rasulullah Saw untuk menyampaikan pesan perdamaian dan persaudaraan.
“Praktek pada zaman Nabi begitu sering dijumpai permusuhan antara satu kelompok dengan kelompok lain, terjadi peperangan, permusuhan, hanya karena masalah-masalah kecil, dan kemudian akhirnya berkembang menjadi besar. Risalah pencerahan Nabi kita membawa pesan persaudaraan di antara kita,” kata pakar Sejarah Peradaban Islam, kuhususnya di Timur Tengah ini.
Keempat, Rasulullah mengeluarkan kita dari budaya kekerasan menjadi budaya kerahmatan. Kaum musyrik Makkah terbiasa melakukan tindakan-tindakan brutal dan membabi buta kepada kelompok yang berbeda. Begitu getolnya mereka melancarkan kekerasan secara fisik maupun non-fisik, Rasulullah Saw diutus Allah untuk mengajarkan rahmat dan menghargai keragaman.
“Kepada orang yang tidak kita sukai sekalipun kita harus menyebarkan rahmat, sebab Rasul diutus untuk mewujudkan rahmat untuk semesta alam. Terhadap orang salah kita wajib memberikan nasihat, anjuran, himbauan agar tetap di jalan kebenaran,” ungkap Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini.
Hits: 76