MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG— Kehadiran kalender dapat menjadi alat bantu bagi manusia untuk merencanakan berbagai kegiatan di masa depan seperti mengatur pertemuan, mengadakan kegiatan, dan menandai sebuah peristiwa. Menurut Oman Fathurrahman, bagi agama Islam, kalender tidak saja berfungsi sosial, tetapi juga berfungsi spiritual.
Akan tetapi, peradaban Islam yang telah berdiri selama berabad-abad belum memiliki sistem penanggalan tunggal, dalam artian satu tanggal yang sama secara global. Fakta historis ini begitu memprihatinkan sebab umat Islam sedunia tidak dapat melakukan selebrasi keagamaan secara serempak menyambut momen-momen penting seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan puasa Ramadan.
Oman kemudian menerangkan ihwal prinsip-prinsip pokok dalam penyusunan Kalender Islam Global. Pertama, penerimaan hisab. Menurut Oman, pembuatan kalender mau tidak mau harus menggunakan perhitungan astronomis atau hisab, karena sangat mustahil manajemen waktu terbuat dari aktivitas rukyat.
“Menyusun Kalender Islam Global harus menggunakan hisab. Jadi, baik hisab sebagai metode perhitungan dalam penyusunan kalender, dan hisab diakusi sebagai sarana yang sah untuk menentukan waktu ibadah,” tutur Oman dalam Sosialisasi dan Kunjungan Majelis Tarjih PP Muhammadiyah pada Jumat (23/04).
Kedua, transfer imkanu rukyat. pada saat di suatu bagian dunia sudah imkanu rukyat, daerah lain belum mengalaminya, bahkan di tempat itu bulan masih di bawah ufuk. Keadaan ini menghendaki adanya prinsip transfer imkanu rukyat. Hal ini juga bisa disebut dengan rukyat global. “Memberlakukan imkan rukyat bukan hanya untuk yang sudah imkan tetapi juga untuk yang belum imkan,” tegasnya.
Prinsip ‘transfer imkanu rukyat’ ini kemudian mengantarkan pada prinsip ketiga, kesatuan matlak. Menurut Oman, seluruh dunia dipandang sebagai satu kesatuan matlak tidak ada perbedaan karena letak geografik atau politik. Bumi sebagai satu matlak, sehingga apabila di suatu tempat di mana pun di muka bumi telah terjadi imkanu rukyat, maka itu dipandang berlaku bagi seluruh kawasan muka bumi.
Keempat, penerimaan hari konvensional. Artinya, kata Oman, pergantian hari ketika matahari berkulminasi bawah (jam 00:00) bukan saat matahari tenggelam di waktu maghrib. Kelima, penerimaan Garis Tanggal Internasional. Garis tersebut hanyalah khayal yang berfungsi sebagai pembentuk awal dari sebuah hari, dan berperan besar dalam menyatukan seluruh dunia pada satu tanggal dari kalender Gregorian.
Hits: 11