MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Salah satu kesuksesan Nabi Muhammad Saw mengubah masyarakat Arab dari Jahiliyah menjadi peradaban yang tercerahkan tidak terlepas dari sosok Nabi Muhammad sebagai seorang pendidik umat.Menurut Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah, Muhbib Abdul Wahab, perspektif Nabi sebagai seorang pendidik umat dijelaskan lewat Surat Al-Ahzab ayat 45-46, yang artinya:45. Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan46. dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya, agar manusia meninggalkan kebatilan, dan kami juga mengutusmu sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup manusia.
Dari dua ayat ini, kata Muhbib menyebut ada limat poin pelajaran.
“Pertama, pendidik harus mampu berperan sebagai syahid, sebagai pemberi bukti, saksi kebenaran. Kalau dia mengajarkan salat, dia harus mencontohkan, kalau mengajarkan a, jangan di luar tidak dilakukan,” kata Muhbib dalam Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah, Jumat (14/10).
“Kedua, mubasyiro, penyampai kabar gembira. Bahasa modernnya sebagai motivator yang ulung. Sehingga siapapun yang berada di dekat Nabi selalu termotivasi melakukan ke arah perubahan,” imbuhnya.“Ketiga, sebagai nadhiro, pemberi peringatan, penegak keadilan, negosiator ulung, penyadar resiko dan dampak negatif karena manusia itu kadang bandel sehingga perlu diberi peringatan,” tambah Muhbib.
“Keempat, daiyan ilallah. Penyeru ke jalan Allah. Komunikator persuasif. Kelima, sirajan muniro, pencerah, penerang, pennujuk jalan dan inspirator dunia,” tegasnya.
Di samping itu, menurut Muhbib kunci kesuksesan sebagai pendidik di atas juga ditopang oleh 5 V yang dimiliki Nabi Muhammad Saw.“Pertama, visi. Yaitu visi kenabian wa maa arsalnaka illa rahmatan lil alamin,” ujarnya.
“Kedua, visual, penampilan, gestur, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah Nabi yang menarik dan mengagumkan sehingga orang ada yang berebut mengambil rambutnya yang jatuh, bersentuhan dengan Nabi, dan lain-lain,” imbuhnya.
“Ketiga, voice. Suara Nabi enak didengarkan, tidak membuat orang tersinggung, tersakiti hatinya,” kata Muhbib.“Keempat, verbal, diksi dan narasinya begitu tepat dan menginspirasi. Dan ini terbukti dari banyaknya hadis yang diriwatnyakan dari Nabi dan ditulis para ahli hadis,” ujarnya.“Kelima, values atau bernilai.
Setiap tindakannya selalu bergizi, bermakna, solutif dan konstruktif,” pungkas Muhbib.“Itulah mengapa beliau sukses dalam mendidik umatnya.
Oleh karena itu kita sebagai umat Nabi Muhammad perlu belajar meneladani beliau sebagai seorang pendidik teladan. Bagaimana caranya supaya kita terus beriman memperbaiki mutu iman kita, berilmu dan beramal salah sesuai petunjuk Nabi,” tutup Muhbib. (afn)