MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah dikenal memiliki aset ekonomi yang melimpah dari bidang kesehatan, sosial, hingga pendidikan. Semua aset itu dinamakan sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Pesatnya perkembangan AUM menurut Wakil Ketua Majelis Hubungan Luar Negeri Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sudibyo Markus menggiring pemahaman para pekerja yang ada di dalamnya memandang bahwa AUM hanyalah tempat bekerja biasa yang tidak berbeda dengan tempat bekerja lainnya.
Resah dengan fenomena ini, Sudibyo berpesan agar pimpinan AUM memahamkan semua pekerjanya dengan fungsi strategis dan tujuan didirikannya AUM, yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Amal Usaha itu adalah salah satu tools yang menjadikan Muhammadiyah. Tanpa itu, kita akan melihat Muhammadiyah hanya sebagai fragmen-fragmen amal usaha dengan pekerja-pekerja amal usaha,” pesannya.
Dalam forum Centre for Development and International Studies UMY, Senin (30/8) Sudibyo mengisahkan pengalamannya saat menjabat sebagai BPH salah satu AUM. Dari 197 pekerja yang dilantik, ternyata hanya 19 orang saja yang berasal dari lingkungan Persyarikatan. Hal ini menurutnya hampir umum terjadi di banyak amal usaha Muhammadiyah.
Dengan pemahaman tujuan didirikannya AUM, Sudibyo yakin para pekerja akan bertambah energinya dalam berkhidmat. Sebab, mereka tahu bahwa terlibat di AUM sama dengan terlibat dalam usaha Muhammadiyah melahirkan peradaban umat terbaik (khairu ummah).
“Maka, pertama semua anggota harus paham tujuan. Kedua, komitmen, tiga gerakan,” pungkas Sudibyo mengutip tiga unsur keberlangsungan gerakan menurut ahli sosial Ali Syariati.