MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG—Dalam acara penyambutan mahasiswa baru di kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Haedar Nashir menyampaikan beberapa nasihat. Salah satu nasihat yang disampaikan ialah memantapkan niat untuk belajar.
“Memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk benar-benar berniat menjadi mahasiswa yang berprestasi dan berkualitas tinggi, sebab UMM telah menampilkan diri sebagai kampus Islam terbaik yang diakui secara internasional,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah ini pada Selasa (21/09).
Menurut Haedar, zaman kiwari menyandang status sebagai mahasiswa tidaklah mudah karena beberapa alasan. Pertama, memasuki era kehidupan multikulturalisme. Generasi masa lalu tidak terlalu rumit dalam menjalani kehidupan. Namun, saat ini mahasiswa harus terbiasa dengan pikiran terbuka, bergaul dengan lintas golongan, dan menghormati hak-hak orang lain. Haedar mengingatkan segenap mahasiswa agar mampu menghindar dari jebakan multikulturalisme.
“Multikulturalisme adalah alam kehidupan yang serba terbuka dan melintasi, yang ditandai oleh proses demokrasi, HAM, toleransi, pluralisme, dan kehidupan antar orang, antar kelompok, antar bangsa, antar negara yang semakin mencair,” tutur Haedar.
Kedua, memasuki era digital yang semakin canggih. Tempo dulu segala aktivitas hampir dilakukan secara langsung di lapangan. Namun, saat ini mahasiswa dituntut untuk menguasai teknologi digital agar dapat terhubung dengan dunia yang lebih luas. Haedar mengigatkan agar mahasiswa tidak menjadi korban oleh kecanggihan teknologi saat ini.
“Kecanggihan teknologi hari ini, memang banyak memudahkan kehidupan kita, cepat, dan masif, tetapi kalau tidak hati-hati, kita juga akan menjadi korban dari revolusi teknologi. Kita bisa saja bukan lagi menjadi subjek melainkan objek karena kita tidak memiliki kemampuan menguasai IPTEK secara benar berdasarkan ilmu, etika, dan nilai,” imbuh Haedar.
Ketiga, memasuki era media sosial. Kelahiran media sosial sesungguhnya konsekuensi dari revolusi teknologi. Saat ini, media sosial menjadi realitas baru dalam kehidupan manusia. Sejak bangun tidur hingga hendak tidur kembali, hampir segenap mahasiswa terkoneksi dengan alam raya media sosial.
Haedar mengingatkan agar mahasiswa saat berselancar di internet tidak mudah menerima berita palsu, dan berleha-leha.“Rebahan, berleha-leha, menyebarkan berita palsu merupakan nilai-nilai yang tidak positif bagi kehidupan. Media sosial dapat dimanfaatkan untuk memperkuat relasi yang positif, mencari ilmu, menambah kawan, membangun radius pergaulan sampai global,” kata Haedar.