MUHAMMADIYAH.ID, DENPASAR – Di tengah kehidupan modern yang penuh dinamika, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah berpesan agar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) terus memperbarui orientasi nilai Keislaman yang berkemajuan dan progresif.
Dalam pembukaan Tanwir XXX DPP IMM, Sabtu (3/7) orientasi nilai itu adalah Islam yang ditampilkan oleh dua tokoh Muhammadiyah yakni Soekarno muda dan Kiai Mas Mansur.
Dua tokoh itu, menurut Haedar menampilkan orientasi Islam yang maju sebagai hasil didikan langsung dari pendiri Muhammadiyah Kiai Ahmad Dahlan selama di Surabaya Bersama Tjokroaminoto.
“Soekarno menyerap betul yang kemudian beliau pada tahun 1938 ketika di Bengkulu dan menjadi anggota resmi dan pimpinan Majelis Pendidikan Muhammadiyah, bahkan mengakui dan mengatakan juga tahun 1962 dalam Muktamar Setengah Abad bahwa beliau mengintil, dzawil qurba, merasa menjadi murid yang memang pernah mengikuti pengajian-pengajian Kiai Dahlan,” kata Haedar.
“Beliau merasakan dan menyatakan bahwa Kiai Dahlan telah menanamkan nilai progresif, nilai kemajuan, nilai reformasi pemikiran sehingga dia katakan kenapa dia masuk Muhammadiyah? ya karena (kata Soekarno) sesuai dengan saya punya alam pikiran yakni alam pikiran progresif,” imbuhnya.
Sama seperti Soekarno, Kiai Mas Mansur menurut Haedar juga memperkenalkan cara Berislam yang maju. Ciri itu ditampilkan terutama setelah Kiai Mas Mansur menjadi Ketua PP Muhammadiyah tahun 1938-1942.
“Poin penting ini bagi IMM adalah sebagai kader Muhammadiyah belajarlah Islam yang mendalam, yang luas, yang multiprespektif.Belajarlah Islam dengan Bayani, Burhani dan Irfani sebagaimana Manhaj Tarjih agar IMM menjadi barometer anak muda Muhamamdiyah yang menampilkan perspektif Islam Berkemajuan, Islam yang progresif di tengah perubahan zaman. Watak ini harus menjadi DNA IMM. Harus melekat menjadi identitas IMM,” pesan Haedar.
“Maka sesibuk apapun ananda, pahamilah Islam baca Alquran dan hadis-hadis nabi. Baca sejarah dan pemikiran-pemikiran keislaman dari abad pertama hijriyah sampai kontemporer dari manapun sumbernya. Lalu baca pemikiran-pemikiran Muhammadiyah yang begitu maju, melampaui zamannya. Saya yakin bahwa kader-kader IMM inilah yang meneruskan kami-kami ini di pusat sampai di bawah,” pungkasnya.