MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri Milad ‘Aisyiyah yang diselenggarakan di kampus Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Kamis (19/5). Retno hadir memberikan pidato kunci pada acara tersebut.
Retno menyampaikan bahwasannya sekarang ini dunia tidak hanya menghadapi krisis pandemi covid-19 tetapi juga krisis lainnya. Maka, upaya penanganannya menjadi lebih sulit.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa kemiskinan dan kesetaraan gender pun ikut terdampak. Pada tahun 2020 ada data 100 juta orang baru turun ke bawah garis kemiskinan. Kemudian, pemenuhan hak0hak perempuan juga mengalami kemunduran hingga satu generasi.
Mengacu pada laporan World Economic Forum (WEF) tentang kesenjangan global dibutuhkan 135,6 tahun untuk menutup kesenjangan gender global. Sedangkan di bidang politik, buth 145,5 tahun untuk mencapai kesetaraan gender. Sementara butuh 267,6 tahun dalam partisipasi ekonomi untuk mengakhiri kesenjangan gender.
“Di semua krisis yang terjadi, perempuan selalu menjadi kelompok yang paling rentan terdampak. Konflik di Ukraina misalnya, 5,5 juta orang mengungsi, 90% di antaranya adalah perempuan dan anak,” kata Retno.
“Banyak perempuan mendadak menjadi kepala keluarga. Begitu pula dengan pandemi covid-19, perempuan menjadi kelompok yang paling terdampak,” lanjutnya.
Karena pandemi covid-19, perempuan jadi kehilangan pendapatan sekitar USD 800 miliar pada tahun 2020. Jumlah itu setara dengan PDB 98 negara. Perempuan yang kehilangan pekerjaan juga cenderung lebih banyak ketimbang laki-laki.
Sementara di Indonesia sendiri, 53,7% dari UMKM digerakkan oleh para perempuan. Di sektor tenaga kesehatan pun 70%nya perempuan. Maka menurut Retno data tersebut menguatkan pentingnya peran perempuan sebagai agen perubahan dan pembangunan.
Hits: 5