MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG – Anwar Abbas, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan kemajuan teknologi membawa dampak yang luar biasa pada aspek kehidupan. Tanpa terkecuali, kehidupan berkeluarga.
“Kemajuan teknologi ini membuat imajinasi orang mulai berkembang sehingga beberapa pemikiran baru muncul disertai masalah-masalah baru,” kata Anwar, dalam Acara Gerakan Subuh Mengaji PWM Jabar, Ahad (6/3).
Menurutnya, perubahan zaman sekarang ini sangat menantang bagi keluarga. Apabila tidak pandai mengelola hubungan antara suami-istri, atau anak-orang tua bisa berujung pada kehancuran.
Oleh karena itu, menurutnya, penting mengetahui ketahanan keluarga artinya bagaimana bisa mempertahankan keluarga kita di tengah deru informasi dan kemajuan teknologi dan ilmu juga bermacam-macam kehidupan yang dilalui. Tentunya mempertahankan keluarga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah.
“Keluarga yang tenang, sunyi dari pertengkaran dan permusuhan sehingga para penghuni rumah betah dirumah sehingga ada kata-kata baiti jannati (rumahku surgaku). Jika di luar rumah kita menerima beban berat ketika di rumah kita menemukan ketenangan,” terangnya.
Anwar menjelaskan bahwa suami atau istri yang telah dinikahi adalah pasangan hidup yang pas. Karena menurutnya, memang fitrah laki-laki dan perempuan bisa menikah dan membangun keluarga. Apabila mengikuti fitrah ini maka bisa memperoleh ketenangan dalam hidup. Begitupula sebaliknya, apabila menyalahi fitrah maka akan hidup dalam ketegangan dan kesengsaraan. Sebagai contoh, adanya pernikahan sejenis merupakan salah satu bentuk menyalahi fitrah-Nya.
Maka dalam al-Qur’an, kata Anwar, ada imbauan untuk menjaga diri dan keluarga dari Api Neraka. “Saya mengartikan api nereka ini tidak hanya di akhirat tetapi di dunia,” katanya.
Begitu laki-laki dan perempuan terikat dalam perkawinan dan membentuk keluarga maka keduanya akan menjadi orang yang tertawan. “Ketika menikah dan membangun sebuah keluarga maka kebebasan kita sudah terbatasi karena disamping kita telah ada orang yang terikat dengan kita,” ujar Anwar.
“Maka apabila akan keluar rumah suami-istri wajib saling memberitahu dan menyadari bahwa dia tidak bisa bertindak sebebas-bebasnya karena disampingnya telah ada orang lain. Maka masing-masing harus menjaga diri agar sakinah, mawadah, wa rahmah akan bisa terwujud,” sambungnya.
Di dalam kehidupan berkeluarga, lanjut Anwar, Islam pun menetapkan tanggung jawab pada masing-masing anggota keluarga. Sebagai contoh, suami menafkahi istri dan istri taat pada suami. Untuk itu, sebagai suami sepatutnya membuat kelonggaran-kelonggaran agar istri tetap merasa nyaman dan bisa berbakti juga pada orang tuanya. Dan sebagai istri sepatutnya juga bisa melakukan peran dan tanggung jawabnya kepada suami. Saling menjalankan peran dan tanggung jawab masing-masing dalam keluarga dapat memperkuat ketahanan para anggota keluarga dalam menghadapi siklus kehidupan yang ada sekarang ini.
Hits: 131