MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Adanya satu juta kasus covid-19 harus dilihat juga dengan dua faktor lainnya. Dua faktor itu adalah positivity rate dan angka kematian. Bila melihat data yang ada, angka kematian di Indonesia ini positivity rate masih tinggi. Selain itu tracing yang dilakukan masih belum sebagus standar.
Begitu kata dr. Tirta Mandira Hudhi dalam siaran langsung covid-19 on TV bertemakan Satu Juta Kasus Covid dan Membangun Kesadaran Multipihak dan Pencegahannya, Selasa (2/2).
dr. Tirta melihat celah yang paling umum membuat peningkatan covid-19 seperti kluster keluarga dan tempat publik. Tempat publik dimaknai seperti mobilitas di transportasi umum, bus kereta, pesawat dan pasar juga kluster perkampungan dan perumahan,
“Harus dimaknai bahwa Indonesia belum keluar first wave belum ada tanda-tanda menurun jadi ada tiga poin,” kata Dokter sekaligus Influencer ini.
Pon-poin tersebut, pertama Pemerintah harus meningkatkan terus 3T (test, tracing, dan treatment) terutama tracing. Jadi alat-alat semacam test swab, PCR, G-Nose itu bukan untuk syarat-syarat transportasi atau kantor tetapi sebagai alat tracing di perkampungan dan pedesaan.
Kedua, masyarakat harus patuh 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) di vaksin atau tidak karena vaksin bukanlah alat yang membuat kita menjadi kebal. Menurut Tirta, vaksin dilakukan agar bila kita terkena virus atau bakteri, kita tidak mengalami gejala berat.
Ketiga, untuk penegak hukum, dr. Tirta meminta kerja sama dalam penanganan isu hoax mengenai anti vaksin dan anti covid sehingga bisa ditangkap.