MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sebagai muslim dan warga Muhammadiyah, mempedomani kebijakan dan sikap organisasi adalah sebuah kemestian, termasuk dalam laku hidup, akidah dan tata cara peribadatan. Selain mangacu pada Alquran dan Sunnah, sumber lain dalam beragama sesuai manhaj Muhammadiyah adalah mengikuti tuntunan Majelis Tarjih dalam berbagai produknya.
Misalnya Himpunan Putusan Tarjih, Tanya-Jawab, dan lain sebagainya. Menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad, kesadaran ini diperlukan sehingga warga Muhammadiyah tercerahkan dan tidak memiliki keyakinan yang bersifat tahayul yang tidak seiring dengan perkembangan zaman.
Sebab kata Dadang, dalam keyakinan Muhammadiyah, jika dalam satu perkara diperlukan ikhtiar lebih dari luar diri manusia untuk meraih sesuatu, maka yang dipakai adalah bantuan sains atau doa. Bukan meminta bantuan kepada paranormal atau ritual yang melibatkan roh dan jin.
“Kalau kita punya keinginan ya berdoa, ud’uni astajib lakum. Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu,” kata Dadang mengutip Surat Gafir ayat ke-60.
“Doa kita merupakan satu ibadah. Kalau tidak dikabulkan pun masih menjadi sebuah kebaikan. Sebab, doa adalah pendekatan kita menegakkan tauhid dan tawakal kepada Allah Swt,” imbuhnya.
Dalam program Catatan Akhir Pekan di kanal Youtube Tvmu, Sabtu (9/4), Dadang lalu menambahkan pembacaan Surat Al-Baqarah ayat ke-186 yang diikuti dengan empat ciri doa yang bagus. Pertama adalah khusyuk dan tenang, kedua, disertai dengan hati yang kuat dan bulat. Ketiga, doa dilakukan setelah menunaikan perintah Allah. Keempat, yakin bahwa doa itu akan dikabulkan oleh Allah Swt.
“Sebagai orang Islam, pakailah cara-cara Islami yang sesuai Quran dan Sunnah Nabi Saw. Sebagai orang Muhammadiyah ya kita harus terikat dengan semua keputusan-keputusan Persyarikatan kita, samin’a wathana.
Itulah cara berorganisasi yang baik sehingga insyaallah kita berada di jalan sirathal mustaqim yang membawa kita pada keadaan kebaikan dunia dan akhirat,” pungkas Dadang. (afn)
Hits: 40