MUHAMMADIYAH.OR.ID, PURWOKERTO– Momen wisuda sebagai sejarah hidup seorang mahasiswa yang tidak terlupakan, lebih-lebih jika bisa diwisuda bersamaan dengan orang tercinta, pasangan suami-istri (Pasutri).
Hal itulah yang dirasakan Pasutri asal Banjarnegara, Jawa Tengah, Aris Supriyanto dan istri Sri Dwiyandari, Sabtu (24/9) yang diwisuda secara bersamaan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Pasutri ini menjadi bagian dari 1.805 wisudawan UMP program Magister, Sarjana dan Ahli Madya ke 69 yang digelar secara luring di Auditorium Ukhuwah Islamiah. Pasutri Aris dan Sri ini lulus bersama pada Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Alih Jenjang. Pasangan bahagia ini menuturkan, melewati masa studi bersamaan dengan pasangan bukan tanpa tantangan.
Selama masa studi, kata Aris, selain tantangan dari urusan internal keluarga, juga datang dari pekerjaan. Sebab mereka sehari-hari bekerja di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara dan Istri bekerja di UPTD Puskesmas Sigaluh 1 Banjarnegara. Hanya saja, menempuh pendidikan bersama di UMP sejak 2021 membuat mereka saling mendukung satu sama lain, khususnya dalam menyelesaikan pendidikannya itu.
“Alhamdulillah, meskipun kuliah masih dalam suasana pandemi, kita terus semangat, bahkan bisa kuliah bareng buka laptop berdampingan dan yang jelas bisa diskusi dan mengerjakan tugas bareng istri,” kata Aris Supriyanto.
Meskipun masih dalam suasana pandemi, tidak menyurutkan semangat Aris Supriyanto dan pasangannya Sri Dwiyandari untuk tetap menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa dengan penuh semangat. Aris menceritakan disaat harus kuliah atau praktek di kampus, ia harus berangkat habis subuh berdua dan pulang malem juga berdua.
“Apalagi saat mengerjakan tugas akhir yang paling berkesan harus bolak balik dan ijin ke kantor dan pulang malam mengejar revisian dan lembur tiap malam berdua menyelesaikan tugas,” ceritanya.
Menurutnya, kuliah berdua terasa lebih ringan karena semua beban bisa diatasi berdua. Bahkan tidak jarang membuat iri bagi temen-teman seangkatan. Terkait ini, Aris menyebut semua yang dilakukan memiliki sisi positif dan negatif. Semua punya sejarah dan tahapan hidup masing-masing.
“Kebersamaan selalu terjaga karena kemanapun selalu berdua. Disini kami saling menunggu disaat tugas ada yang belum selesai pasti diselesaikan bareng. Kami tidak pernah meninggalkan salah satu. Kami selalu berdua, dimana disitu ada saya disampingnya mesti ada istri saya,” ungkapnya.
Sementara itu sang istri, Sri Dwiyandari mengucap syukur. Sebab segala tantangan selama ini bisa dihadapi bersama. Perjalanan bolak-balik Purwokerto – Banjarnegara dilakoni mereka dengan bahagia. Pulang malam, terkadang istirahat di tepi jalan untuk menghilangkan kantuk yang melanda sudah biasa mereka berdua hadapi.
“Ini perjuangan yang luar biasa. Kami tidak pernah meninggalkan salah satu. Saling membantu. Setiap hari kami harus pulang pergi Banjarnegara – Purwokerto kadang sampai malam tidur di pinggir jalan untuk menghilangkan rasa kantuk sesaat dan melanjutkan perjalanan sampai rumah. Kami lalui Bersama,” pungkasnya.
Hits: 8