MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Terkait dengan sikap terhadap LGBT, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Muhammadiyah menolak perilakunya, tetapi bukan orangnya sebab mereka juga sebagai objek dakwah.
Gerakan kelompok yang berusaha melegalkan LGBT bukan hanya di Indonesia, tetapi juga telah massif di seluruh dunia. Mu’ti menjelaskan, bahwa mereka hadir di berbagai platform media dan juga memanfaatkan ruang-ruang publik untuk mempromosikan keinginan mereka.
Merujuk sikap dan pandangan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pada, Kamis (25/5) setelah kunjungan ke Kantor PBNU di Jakarta mengatakan, bahwa Muhammadiyah tegas menolak perilaku LGBT, tapi pelakunya beda lagi.
“Kalau itukan sudah jelas, sudah ada sikap dan pandangan jelas dari Majelis Tarjih soal perilakunya jelas itu bertentangan dengan moral agama. Tapi soal manusianya berbeda lagi, karena sebagai manusia tentu kita tetap harus menerima mereka sebagai bagian dari masyarakat kita.” Tuturnya.
Kembali Guru Besar Bidang Pendidikan Islam ini menegaskan, bahwa Muhammadiyah tegas menolak perilaku LGBT akan tetapi terkait dengan pelakunya, Muhammadiyah menerima mereka sebagai objek dakwah sekaligus menjadi bagian dari masyarakat.
“LGBT itu adalah sebuah bentuk perilaku yang tentu saja secara keyakinan kami tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam.” Ucapnya.
Di sisi lain, pada kesempatan yang sama di depan awak media Abdul Mu’ti juga merespon pertanyaan tentang perilaku komedian yang menggunakan simbol agama dalam materinya. Mu’ti memandang hal itu sebagai cara mereka untuk menghibur.
“Tapi kadang-kadang saya melihat banyak comedian yang mereka itu berdandan dengan menggunakan terma-terma dan simbol-simbol agama yang sangat dangkal dan miskin makna. Malah kadang-kadang yang muncul itu ada level tertentu yang memang mereka itu sepertinya kurang menghormati agama.” Ungkap Mu’ti.
Melucu atau melawak, imbuh Mu’ti, merupakan tradisi yang sudah biasa dalam kehidupan para sufi dan ahli tasawuf. Dia mencontohkan seperti kelompok Sufi yang seringkali menyampaikan pesan moral dengan cara melalui humor dan anekdot-anekdot.
“Tapi anekdot-anekdot dan humor itu meski bernuansa agama dan mengandung terma-terma agama, semangatnya tetap dalam konteks membangun moral dan kemudian sangat menghormati ajaran agama itu.” Tandas Mu’ti.
Hits: 7937