MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR — Pacu semangat mahasiswanya dalam bermuhammadiyah, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar rangkaikan Masa Ta’aruf (MATAF) Mahasiswanya dengan Semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, dalam bentuk seminar internasional.
Seminar dengan tema “Dakwah Kontemporer, peluang dan Tantangan di Era 5.0”, Selasa (7/9) tersebut dibuka secara langsung oleh Rektor Unismuh Makassar, Prof. Ambo Asse, dan menghadirkan pembicara dari Singapura, Saifuddin Amin dan Shaik Hussain bin Shaik Yacob, dan dari Malaysia, Muhammad Asyraf bin Abdul Rahman, serta dari Indonesia, M Ilham Muchtar.
Prof. Ambo dalam sambutannya mengucap syukur, karena Muhammadiyah di usianya yang lebih seabad telah berkembang luas bahkan di luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi yang inklusi, karena dapat diterima oleh setiap golongan dengan latar belakang yang berbeda.
Melalui lembaga pendidikan yang dimiliki, Muhammadiyah hadir memberikan bukti dalam mencerdaskan seluruh bangsa. Muhammadiyah, kata Prof. Ambo, relevan antara yang diucapkan atau yang dipahami dengan tindakan atau amal kebajikan. “Dia buktikan kata-katanya dengan amalnya, sinkron dengan apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan,” tuturnya.
Sebagai organisasi pergerakan, maka Muhammadiyah diharapkan untuk terus melakukan gerakan agar tetap hidup dan dilihat perkembangannya. “Kita punya Persyarikatan Muhammadiyah mengembangkan pendidikan di luar, di Malaysia sudah dibuka Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM),” imbuhnya.
“Itu dalam rangka pencerdasan dan pencerahan. Bagaimana langkah Muhammadiyah memajukan bangsa Indonesia, lalu mencerahkan semesta”. Kata Prof. Ambo
Termasuk di Australia, imbuhnya, Persyarikatan Muhammadiyah telah mendirikan Muhammadiyah Australia College (MAC). Pada perhelatan Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah (18-20 November 2022) di Surakarta mendatang diharapkan gerakan internasionalisasi Muhammadiyah akan semakin massif, dan lebih luas.
Terkait dengan pembicara yang didatangkan dari negara serumpun, menurutnya untuk menjalin dan memperkuat sinergi. Pasalnya, pembicara dari Singapura dan Malaysia tersebut merupakan tokoh-tokoh yang berasal dari Sister Organization Muhammadiyah di negeri Jiran. Forum ini diharapkan bisa menemukan potensi kedua belah pihak untuk bisa dikembangkan.