MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG—Kehidupan manusia ada dalam lingkup waktu. Begitu pentingnya waktu, Allah Swt sampai bersumpah ‘demi waktu’ dalam beberapa surat di al-Quran. Di antaranya, Allah bersumpah dalam QS. Al Fajr ayat 1, demi waktu fajar.
“Dalam surah itu Allah memberikan waktu kepada manusia untuk digunakan sebanyak-banyaknya untuk berpikir, merenung, dan merencanakan apa yang akan dilakukan.
Apakah lebih banyak dipakai taat atau maksiat?” tanya Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad dalam Khutbah Jumat pada Jumat (10/09).
Waktu fajar diibaratkan sebagai masa muda. Masa ketika manusia berada dalam puncak fisik yang kuat dan kokoh. Dadang menyayangkan bila masa muda dihabiskan untuk hidup foya-foya tanpa amal saleh. Padahal, di usia yang prima seharusnya dimanfaatkan untuk beramal saleh, giat menuntut ilmu, agar kelak saat dewasa bisa produktif berkarya.
“Masa muda Anda yang penuh dengan fitalitas, kakinya, sendinya, dan fisik lainnya masih kuat, tapi dipakai untuk apa? Apakah maksiat atau taat beriman kepada Allah? Semoga mereka dapat memanfaatkan waktu mudanya dengan sebaik-baiknya,” harap Dadang.
Selanjutnya, kata Dadang, Allah bersumpah demi waktu dluha dalam QS. Ad Duha, yang isinya perintah dari Allah agar manusia berkarya dan berbagi dengan sesama menjadi manusia yang produktif. Kemudian Allah bersumpah dalam QS. Al Ashr, demi waktu asar. Dalam surah itu Allah menegaskan seluruh manusia merugi bila mereka menyia-nyiakan masa muda. Selain itu, Allah bersumpah pada Surah Al Lail, demi waktu malam.
Apa yang hendak disampaikan Dadang ini memiliki filosofi bahwa ketika manusia di waktu fajar atau masa muda maka harus giat belajar dan beramal saleh, di waktu dluha atau usia produktif manusia bisa bekerja dan berbagi, di waktu asar atau usia senjadi menjadi masa di mana ia tidak akan merugi. Terakhir, di waktu malam atau sesudah meninggal, manusia itu akan dapat ‘tidur’ dengan nyenyak atau tenang.
“Sinar saya sebentar lagi terbenam, sekarang di usia senja. Saya tidak mengharapkan terlalu panjang karena kata Rasul, umur manusia itu di antara 60 atau 70 tahun, sangat jarang yang melewati usia 100 tahun. Kita rugi kalau tidak punya prestasi di mata Allah,” tutur Guru Besar Sosiologi Agama UIN Sunan Gunungjati ini.