MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Dalam buku yang berjudul “The Observatory in Islam” karya Aydin Sayili tergambar dunia Islam telah mewariskan berbagai observatorium penting bagi kemajuan peradaban Islam dan dunia.
Bangunan observatorium ini kemudian digunakan oleh para ilmuwan muslim untuk melakukan riset, seperti al-Khawarizmi, al-Biruni, dan Nasirudin at-Tusi yang menghasilkan berbagai karya monumental. Demikian keterangan Pakar Falak Muhammadiyah Susiknan Azhari pada Rabu (01/06).
Menurutnya, Di Indonesia hingga saat ini telah berdiri lebih dari tiga puluh observatorium, antara lain Observatorium Bosscha Bandung, Planetarium dan Observatorium Jakarta, Observatorium Assalam Solo, dan Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang. Kehadirannya perlu diapresiasi untuk kemajuan sains dan peningkatan spiritualitas bangsa. Observatorium Bosscha Bandung sebagai “peletak dasar” observasi di Indonesia yang diikuti Planetarium dan Observatorium Jakarta.
Bagi Susiknan, dalam konteks penyatuan kalender Islam keberadaan observatorium sangat penting. Salah satunya adalah merumuskan “kriteria” berdasarkan hasil riset dan observasi berkelanjutan. Untuk itu perlu dipikirkan manajemen pengelolaan dan pihak yang mau “mewakafkan” diri serta memiliki kuoriositas di bidang astronomi Islam. Tidak kalah pentingnya adalah visi masing-masing observatorium perlu dirumuskan sehingga memiliki keunikan sekaligus sebagai kekuatan untuk mewujudkan peradaban berkemajuan yang memadukan aspek rasionalitas dan spiritualitas. Secara garis besar, ada tiga fungsi observatorium di dunia Islam, yaitu: pusat pengkajian langit, institusi sains, dan sarana penentuan ibadah.
“Jangan sampai pembangunan observatorium terus berlangsung namun signifikansinya kurang nampak, khususnya bagi upaya penyatuan kalender Islam dan kemajuan di bidang sains,” ucap Susiknan.
Tambahan informasi, beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah mendirikan lembaga astronomi lengkap dengan bangunan observatorium. Setidaknya, dua perguruan tinggi Muhammadiyah yang telah memiliki bangunan observatorium adalah Observatorium Ilmu Falak (OIF) yang berada di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan, dan Pusat Studi Astronomi (PASTRON) yang berada di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta.
Hits: 1