MUHAMMADIYAH.OR.ID, SIDRAP — Perluasan kemanfaatan bagi kelompok tani, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dorong gerakan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM), sekaligus beri pembekalan metode pertanian organik terhadap petani di Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Wakil Ketua MPM PP Muhammadiyah, Ahmad Ma’ruf mengatakan, kedatangannya ke Sidrap selain untuk melaksanakan panen padi dan ikan organik petani dampingan Muhammadiyah, juga memberikan pelatihan terhadap petani di Sidrap yang bukan hanya diikuti oleh JATAM, tapi juga dari luar.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menjelaskan, bahwa jika ingin petani lebih sejahtera dan keberadaannya tidak dipandang sebelah mata, maka penting bagi mereka untuk membentuk jamaah. Jamaah tani diharapkan mampu menambah nilai positif dan nilai tawar tinggi di mata publik bagi para petani.
Di acara Pendidikan dan pelatihan Pertanian terpadu (Integrated Farming) yang dilangsungkan pada, 3 sampai 5 Oktober 2021, yang diadakan MPM PD Muhammadiyah Sidrap, Ahmad Ma’ruf menyebutkan urgensi terkait dengan pembentukan JATAM bagi petani Indonesia yang nasibnya sering dipinggirkan.
“Adanya JATAM setidaknya memudahkan tiga hal, satu terkait dengan transfer pengetahuan. Atau melalui pelatihan mereka saling bertukar informasi. Kedua mereka melakukan advokasi untuk menaikkan posisi tawar petani di mata kebijakan,” ucap Ma’ruf pada (5/10).
Di beberapa kejadian, sering petani memproduksi hasil tanaman yang bagus, tapi ketika dijual antara kualitas dengan harga yang didapat oleh petani tidak simetri, petani banyak merugi. Kemudahan ketiga ketika petani berjamaah adalah menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi.
Fakta menarik lain yang ditemukan Ma’ruf ketika di Sidrap adalah tentang banyak petani perempuan yang tertarik bergabung dengan JATAM. Peserta yang ikut hadir di acara pelatihan tersebut selain dari kelompok petani laki-laki, juga banyak petani perempuan yang ikut berpartisipasi dan aktif untuk menyerap ilmu tentang pertanian terpadu.
“Artinya petani bukan hanya urusan Muhammadiyah, tapi juga ‘Aisyiyah dan kita di dalam urusan ini berpadu untuk mengangkat derajat kesejahteraan mereka,” imbuhnya.
Ma’ruf menerangkan, sebelum diadakan pelatihan ini, MPM telah lebih awal hadir untuk mendampingi petani Muhammadiyah dalam meningkatkan hasil produksi di Sidrap. Melihat hasil positif pendampingan tersebut, menarik petani dari luar JATAM, sehingga mereka juga ikut antusias dalam acara pelatihan ini.
“Artinya MPM mendapat atensi dari petani lokal di sana, baik yang dari Muhammadiyah maupun non Muhammadiyah. Karena Muhammadiyah For All apapun harus bisa masuk. Jadi kita tidak meMuhammadiyahkan orang NU, meMuhammadiyahkan orang non-muslim. Tetapi Muhammadiyah memberi kemanfaatan kepada semua,” tandasnya.
Hits: 0