MUHAMMADIYAH.OR.ID, TANAH LAUT—Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-38 Muhammadiyah-‘Aisyiyah Kalimantan Selatan diselenggarakan pada Jumat sampai Ahad (27-29/01) dengan pusat kegiatan di Stadion Pertasi Kencana, Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Musywil Muhammadiyah Kalsel kali ini mengusung tema, “Memajukan Kalimantan Selatan, Mencerahkan Indonesia” dengan peserta dari seluruh warga Persyarikatan di Banua.
Pada pelaksanaan Musywil kali ini, rencananya dilaksanakan pula adanya stand bazar di lapangan Pertasi Kencana. Selain bazar, ada kegiatan pawai ta’aruf dan kegiatan-kegiatan lainnya, termasuk diadakannya perkemahan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pelaihari. Bazar terbuka untuk umum, disediakan bagi siapapun yang berkeinginan memamerkan produk dan jasanya.
Bupati Tanah Laut Sukamta dalam sambutannya menyampaikan bahwa Musywil ini merupakan momentum untuk menguatkan sinergi antara gerakan Islam dengan Pemerintah. Ia berharap dengan adanya musyawarah akbar ini terjalin simbiosis mutualisme antar komponen warga masyakarat dan jajaran pemerintah setempat.
“Kami memberikan dukungan sepenuhnya akan suksesnya penyelenggaraan Musyawarah Wilayah di Kabupaten Tanah Laut ini. Kita yakin bahwa pelaksanaan ini memberikan dampak yang sangat positif bagi seluruh masyarakat,” ucap Sukamta.
Sementara itu, Ketua PWM Kalsel Tajudin Noor menyampaikan bahwa Muhammadiyah akan selalu menyinari setiap celah kegelapan. Dari Musywil ini berharap melahirkan pemimpin-pemimpin berkarakter. Bila telah terpilih menjadi jajaran pimpinan PWM Kalsel, maka ia telah berjanji pada dua hal: kepada Allah dan orang yang memilihnya. Pimpinan yang tidak menjalankan amanahnya dapat disebut sebagai khianat.
“Khianat adalah menyerahkan urusan umat bukan pada ahlinya. Tunggulah kehancuran,” ucap Tajudin sambil mengutip penggalan hadis dari Rasulullah Saw.
Menurut Tajudin, Muhammadiyah-‘Aisyiyah mesti di posisi paling depan dalam mengimplementasikan nilai-nilai rahmatan lil-‘alamin, Islam yang memiliki kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan semesta. “Selamat bermusyawarah, semoga mendapat bimbingan dari Allah Swt,” pungkas Tajudin.
Ketua Bidang Organisasi, Ideologi, Kaderisasi, dan Pembinaan AMM PP Muhammadiyah Agung Danarto turut hadir dan memberikan sambutan pada acara pembukaan Musywil Muhammadiyah Kalsel ini. Ia menyampaikan bahwa kata ‘musyawarah’ merupakan pandanan yang banyak disebut di dalam Al Quran. Di Muhammadiyah, permusyawaratan merupakan hajat hidup yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad.
Permusyawaratan di Muhammadiyah merupakan sesuatu yang khas dan spesifik karena pada kesempatan itulah terjadi pergantian kepemimpinan. Ini merupakan ijtihad yang tujuannya agar terjadi sirkulasi kepemimpinan. Pada era klasik samasekali tidak ada instrumen untuk menghentikan dan mengganti struktur kepemimpinan. Di Muhammadiyah, perputaran elit biasanya berjalan dengan lancar bahkan menjadi suri tauladan bagi pergerakan massa yang lain.
“Di era Umayyah, Abbasiyyah, banyak khalifah yang meninggal karena terjadinya perebutan kekuasaan. Ini terjadi karena belum ditemukannya metode dan cara untuk menghentikan seorang pemimpin,” ucap Agung.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor juga menyampaikan sambutan dan membuka acara secara resmi. Menurutnya, Muhammadiyah-‘Aisyiyah telah banyak mendukung pengembangan sumber daya manusia di Kalsel. Di masa depan, ia mengajak seluruh komponen bangsa termasuk Muhammadiyah untuk terus bangkit dari keterpurukan dan maju bersama.
“Saya yakin Kalimantan Selatan akan terus maju. Dukungan dari Muhammadiyah-‘Aisyiyah insyaAllah akan memberikan kontribusi pembangunan Kalsel di masa kini dan masa yang akan datang. Semoga Allah selalu meridhai masyarakat Kalsel,”
Hits: 400