MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOOGYAKARTA — Buka Kampung Kreativitas Nasional Muhammadiyah untuk Negeri tahun 2021, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir sampaikan bahwa KH Ahmad Dahlan pro kebudayaan, dan menjadikan budaya sebagai sarana dakwah.
Haedar meminta kepada kader dan elite Muhammadiyah untuk mendukung dan menaruh perhatian akselerasi kegiatan kebudayaan dan membangun kebudayaan berkemajuan. Kader dan elite Muhammadiyah tidak boleh anti terhadap kebudayaan, sebab menurut Fatwa Majelis Tarjih kebudayaan bukan suatu yang diharamkan.
“Kebudayaan bukan sesuatu yang diharamkan, bukan sesuatu yang dimakruhkan. Bahkan dalam Tarjih disebut sebagai berhukum mubah atau ibaha’/sesuatu yang dibolehkan,” katanya pada (20/8).
Budaya baik dalam arti tradisi dan dalam arti luas memiliki arti penting, kata Haedar, budaya yang terintegrasi dengan dakwah dan tajdid untuk membangun kehidupan rahmatan lil alamin, maupun juga budaya membangun karakter akhlak utama. Menurutnya, kedua hal itu adalah orientasi dari risalah Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Kebudayaan yang dimaksud ialah budaya yang di-roll model-kan oleh nabi, di mana puncaknya adalah menghadirkan kebudayaan tinggi yang disebut sebagai tamadun/peradaban. Secara terminologis, menurut Haedar budaya adalah sistem pengetahuan kolektif manusia yang berpola dalam kelakuan bersama.
“Saya mengambil konsep ini, konsep yang dinamis, kalau konsep klasik itu hasil cipta, karya, dan karsa manusia itu terlalu general,” ungkapnya.
Sementara dalam konsep Bahasa Arab, kebudayaan disebut sebagai tsaqofah yang jika dirujuk kepada akar katanya memiliki arti cerdas/mahir dalam memahami sesuatu. Sehingga kreativitas adalah bagian dari elemen tsaqafah. Dari istilah tersebut yang diakumulasi menjadi banyak, itulah yang disebut sebagai tamadun.
Tamadun, ungkap Haedar, adalah puncak kebudayaan yang lahir dari value agama. Mengambil contoh peradaban Kota Madinah Al Munawarah, Haedar menjelaskan bahwa itu adalah kota tamadun yang lahir dari nilai-nilai agama. Sementara, kata munawarah adalah cerah mencerahkan, yakni kota yang diterangi dan menerangi dengan nilai-nilai agama.
“Dulu namanya Yatsrib tempat kancah persengketaan antar suku yang tidak pernah selesai, lalu datang nabi sebagai pembawa damai sebagai al amin, alu lahir dari berbagai ikhtiar nabi itu al Madinah al Munawarah,” ucapnya.
“Dan dari al Madinah al Munawarah itu lahir peradaban yang cosmopolitan, yang mengglobal selama berabad-abad lamanya. Itulah yang disebut dengan era kejayaan Islam,” imbuhnya.
Hits: 113