MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL– Sebagai konsekuensi atas konsep Negara Pancasila Darul Adhi wa Syahadah, maka Muhammadiyah senantiasa mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, dan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berkaca dari realitas ini, Muhammadiyah harus menyiapkan kader untuk terjun ke medan dakwah politik dan kebijakan publik.
Demikian disampaikan oleh Ketua Lembaga Seni, Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Sukriyanto AR, Selasa (26/10) di acara Pengajian yang diadakan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Menurutnya, jika masih ada produk hukum atau kebijakan publik yang belum sesuai yang diterapkan di Indonesia, maka itu menjadi peluang dakwah bagi kader-kader Muhammadiyah untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, dirinya mendorong supaya ada kader yang berani terjun ke medan dakwah ini untuk memperbaiki.
“Sekarang di Indonesia, hukum itu belum seluruhnya sesuai. Karena itu harus direvisi, karena itu harus banyak kader-kader Muhammadiyah yang nanti ahli-ahli dalam bidang hukum, politik, dan lain sebagainya. Dan ini harus disiapkan dan menyiapkan kader berideologi itu,” ucapnya.
Putra dari Pak AR menegaskan, bahwa medan dakwah ini juga penting dan menjadi bagian dari perintah amar ma’ruf nahi munkar yang telah menjadi ciri dari ruh gerakan Muhammadiyah sejak masa awal. Dai menginginkan bahwa adanya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan memiliki amanah untuk mencetak kader kompeten dalam urusan-urusan tersebut.
Dia menambahkan, dakwah Muhammadiyah juga memiliki kepentingan dengan politik sebagai sarana membantu pemerintah untuk menciptakan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Maka aktif dalam perkembangan masyarakat sebagai bagian dari jati diri Muhammadiyah untuk islah membangun bangsa tidak boleh dilupakan. Terkait ini bisa dilakukan di setiap level kepemimpinan dari pusat sampai ranting.
“Jadi kita harus membangun masyarakat dengan baik. Maka Muhammadiyah itu dengan sekolah, tapi Muhammadiyah juga harus dalam bidang ekonomi, dalam bidang kebudayaan itu juga harus bekerja keras,” ungkapnya.
Gerakan amal kebajikan yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam konteks kebangsaan, menurut Sukriyanto bertujuan untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang siap bersaing di era yang kompetitif. Bahkan dirinya menyakini jika potensi bangsa Indonesia bisa diurus dengan baik, bukan tidak mungkin akan mengungguli bangsa-bangsa dunia yang saat ini maju.
Namun demikian, di era yang kompetitif Muhammadiyah tidak lantas berdiri menjauh dari yang lain. Melainkan Muhammadiyah harus siap berkolaborasi dengan pihak manapun, termasuk dengan komunitas lintas iman.
“Kemudian membantu pemerintah bekerja sama dengan golongan lain dan memelihara membangun negara untuk masyarakat adil dan makmur,” tuturnya.