MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Bukan hanya berkibar dan cemerlang di Jawa, Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang berada di luar jawa juga menjadi yang terbaik seperti di Aceh dan Papua Barat.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti. Dia menjelaskan, bahwa prestasi yang berhasil diraih oleh PTM merupakan tradisi untuk berdaya saing, di manapun lokasi PTM itu berdiri.
Dalam keterangan yang dikutip pada (4/1), Sayuti menuturkan, raihan prestasi yang berhasil diukir oleh PTM diantaranya adalah Universitas Muhammadiyah Aceh yang berhasil memperoleh anugerah Universitas Swasta terbaik se-Lembaga Layanan Dikti Wilayah Aceh.
“Kemudian UNiversitas Muhammadiyah Sorong di Papua Barat menjadi kampus terbaik negeri dan swasta se-Papua Barat,” ungkapnya.
Sayuti menambahkan, hal itu menjadi bukti dari komitmen Muhammadiyah dalam meratakan pembangunan di Indonesia, bahwa kemajuan-kemajuan atau center of excellence yang dibangun Muhammadiyah bukan hanya terpusat di Jawa saja.
“Banyak PTM di Pulau Jawa yang relatif maju. Di luar Jawa pun ada yang demikian. Sebagai contoh, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara itu juga luar biasa.” Imbuhnya.
“Itu salah satu bukti Muhammadiyah cukup kapabel membangun kampus-kampus secara merata. Kemajuan bukan hanya di Jawa, tetapi juga Sumatera, misalnya,” tambah Sayuti.
Selain itu, menjamurnya pertumbuhan PTMA di berbagai daerah juga diikuti dengan besarnya animo dan kepercayaan masyarakat untuk menimba ilmu di sana. Menurut Sayuti, hal ini juga bisa menjadi indikator prestasi dari PTMA, minimal dalam konteks lokal.
Namun demikian, tidak bisa dipungkiri saat masih tersisa kesenjangan antara Jawa-Luar Jawa. Bagi Muhammadiyah, dalam mengatasi masalah kesenjangan tersebut bukan suatu yang terlalu pelik. Sayuti beralasan karena PTMA ini berada pada satu sistem dan diikat oleh Persyarikatan Muhammadiyah.
“Muhammadiyah diuntungkan karena semua PTMA yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua atau bahkan luar negeri berada dalam satu napas, satu badan hukum dan satu entitas yakni Muhammadiyah.” Tuturnya.
Sayuti menyebut, sistem tersebut merupakan sebagai keuntungan bagi PTMA karena di perguruan tinggi lain tidak demikian. Berada dalam satu sistem yang sama, PTMA satu dengan yang lain bisa saling berbagai pengalaman.
“Dengan terus mendorong sharing experience atau sharing knowledge harapannya hal itu dapat mempercepat proses kemajuan seluruh PTMA,” imbuh Sayuti.