MUHAMMADIYAH.ID, KUNINGAN – Amal usaha Muhammadiyah bukan berfungsi sebagai aset dakwah Persyarikatan saja, tapi juga sebagai alat menerjemahkan makna rahmatan lil alamin kepada seluruh manusia.
Dalam Kuliah Umum STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jumat (17/7) Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir tidak ingin Muhammadiyah mewacanakan nilai-nilai Islam dalam retorika semata.
“Kenapa Muhammadiyah punya pandangan bahwa ajaran Islam itu harus meliputi dalam kehidupan? karena rahmatan lil alamin itu itu kan merupakan area di mana Islam hadir menjadi sumber kebaikan yang itu tidak di mana-mana, tetapi di alam semesta ini, bukan di alam gaib, bukan di langit tetapi di alam semesta,” kata Haedar.
“Dan Muhammadiyah sebagai organisasi dan pergerakan Islam tidak ingin bahwa risalah Islam itu berhenti pada ajaran semata-mata tetapi ajaran ini harus mewujud di dalam kehidupan,” tambahnya sembari mengingatkan bahwa Allah memberikan tugas pada manusia untuk menjadi khalifah (pengelola).
Dengan adanya amal usaha, maka Muhammadiyah menurut Haedar mampu berbicara banyak soal rahmatan lil alamin yang manfaatnya telah dirasakan bukan hanya oleh umat muslim saja.
“Amal usaha bagi Muhammadiyah termasuk STKIP dan seluruh amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi dan lain sebagainya merupakan lahan dakwah dan makna tajdid kita yang lahir dari pemahaman Keislaman untuk menjadikan Islam itu sebagai agama yang diajarkan nabi, dirisalahkan wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin,” kata Haedar.
“Bahwa risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah untuk menjadi rahmat, menjadi kebaikan yang melintasi. Kebaikan yang multi aspek bagi seluruh umat manusia dan lingkungan di mana kita berada,” tuturnya.