MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Muhammadiyah kehilangan kader pemberdayaan masyarakat yang genuine, hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam takziyah virtual atas meninggalnya Amir Panzuri pada Kamis (1/7), Konsultan Ahli Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.
Haedar mengenang, perkenalannya dengan almarhum terjadi bahkan jauh sebelum adanya MPM. Pada tahun 80’-an, Haedar Nashir bersama dengan Siti Noordjannah Djohantini telah akrab dengan almarhum Amir Panzuri dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususunya para pelaku UMKM.
Bahkan, Amir Panzuri oleh Haedar Nashir dan Siti Noordjanah Djhoantini telah dianggap sebagai adik.
“Almarhum adalah sosok yang baik, sopan, orang yang ramah bahkan juga damai, toleran, yang itu menjadi bagian dari jejak hidup beliau yang sangat baik. Sehingga kami begitu lekat mengenal Dik Amir,” ucap Haedar
Almarhum, kata Haedar, tidak perlu disangsikan lagi perjuangannya dalam kerja-kerja pemberdayaan masyarakat, karena almarhum menghayati betul dan menyatu jiwa dan alam pikirannya dengan dunia pemberdayaan masyarakat.
Menurut Haedar, Amir Panzuri adalah sosok pemberdayaan yang genuine, artinya tidak ada warna politiknya. Komitmen Amir Panzuri terhadap pemberdayaan masyarakat begitu kuat, sehingga darinya bisa diambil pelajaran yang begitu kuat bagi generasi muda dalam melakukan kerja-kerja pemberdayaan.
Sementara itu, Ketua MPM PP Muhammadiyah, M Nurul Yamien menyebut Amir Panzuri sebagai konseptor pemberdayaan masyarakat. Dari Amir Panzuri, MPM belajar bagaimana pemberdayaan dilakukan dengan cara konseptual.
“Beliau mengajarkan kepada kami teori-teori yang tepat dalam setiap aktivitas pemberdayaan. Dan yang tidak kalah monumentalnya adalah beliau bersama Alm Said Tuhuleley menyusun blue print pemberdayaan masyarakat,” imbuh Yamien.
Yamien berharap, gugur satu tumbuh seribu pemberdaya masyarakat yang lain. Menurutnya, melepas kepergian almarhum Amir Panzuri boleh dengan kesedian, akan tetapi harus diingat di saat yang sama kita juga memiliki tanggung jawab melanjutkan nafas perjuangan pemberdayaan.