MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Perekonomian yang inklusif perlu terus menerus coba untuk dikuatkan kepada penyandang disabilitas. Salah satu prakteknya, ketika penyandang disabilitas melakukan usaha, baik akses pemasaran, akses bahan baku, akses keuangan, akses teknologi dan kapasitasi yang inklusif dalam rangka menciptakan lingkungan yang mendukung pelaku usaha mikro penyandang disabilitas. Muhammadiyah memberikan stimulan kepada para pegiat ekonomi mikro penyandang disabilitas.
Begitu dijelaskan Dedi Warman Koordinator Gerakan Inklusif dari Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sabtu (6/3).
Stimulan yang diberikan Muhammadiyah ini diberikan kepada 55 penyandang disabilitas dan didampingi selama tiga bulan di mulai dari bulan Januari. Penerima bantuan tersebut memiliki dsabilitas yang beragam, diantaranya tuna netra 17 orang, pengguna kuri roda 12 orang, tuna rungu 10 orang, orang dengan gangguan kejiwaan 4 orang, tuna grahita 2 orang, tuna daksa pemakai alat bantu tongkat 2 orang, tuna wicara 1 orang, Autis 2 orang, disabilitas intelektual 1 orang dan keluarga penyandang disabilitas 4 orang.
Cakupan wilayah penerima stimulan; Jakarta, Bekasi, Tanggerang, Serang, Bandung, Yogyakarta, Klaten, Tasikmalaya, Ponorogo, Padang, Bireun Banda Aceh. Sementara hadir delapan pendamping untuk membantu para penerima bantuan. Usaha yang dilakukan para penyandang disabilitas itu juga bervariasi; Kuliner, Seni dan Kerajinan, Budidaya Ternak dan Tanaman, Warung kecil, penjaja dagangan keliling, dropshipper.
“Sejak Januari sampai Maret mereka akan mendapatkan coaching usaha langsung, baik kunjungan maupun pelatihan. Penyelenggaraan program ini merupakan kerjasama lintas majelis dan lembaga di Muhammadiyah antara Lazismu, Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Majelis Pelayanan Sosial di lingkungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” jelas Dedi.
Hits: 1000