MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Mengenang kepergian Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Baedhowi, M.Si yang meninggal dunia pada hari Ahad 4 Juli kemarin, Ketua PP Muhammadiyah Muhadjir Effendy menganggap almarhum sebagai sosok ibadurrahman.
Di dalam Alquran, Ibadurrahman adalah satu sifat hamba Allah yang disebutkan dalam ayat ke-63 Surat Al-Furqan. Ibadurrahman dicirikan dengan sifat penuh rendah hati dan tawadhu’.
“Beliau ibarat salat termasuk tumakninah, istikamah, tidak mau tolah-toleh bidang lain kecuali pendidikan. Beliau juga tidak mau main-main politik. Pak Baidhawi itu ibadurrahman yang berjalan di muka bumi. Rendah hati. Pada yang junior (berlaku) umpan-papan,” kenang Muhadjir dalam forum Takziyah Virtual Mengenang Kebaikan almarhum, Senin (5/7).
Mengaku mengenal almarhum sejak masa bakti beliau di Kemendikbud RI di bawah pimpinan Allahyarham Malik Fadjar, Muhadjir mengenang Baedhowi sebagai sosok ensiklopedis langka yang hafal hampir seluruh Surat-Surat Keputusan di Kemendikbud dari masa paling awal hingga sekarang.
Kelebihan itu, menurut Muhadjir selalu digunakan oleh almarhum untuk menilai suatu kebijakan Pendidikan nasional secara matang dan terukur.
“Banyak afirmasi-afirmasi yang beliau lakukan dalam upaya memajukan Muhammadiyah terutama di bidang pendidikan. Beliau tidak suka banyak bicara, seorang administrator ulung. Suka mencari jalan keluar,” kenangnya.
Dalam Membawa Misi Muhammadiyah, Selalu Menolak ‘Diongkosi’
Selama pengabdian almarhum di Muhammadiyah, Muhadjir mengenang bahwa sosok Baedhowi adalah seorang yang tulus dan ikhlas membesarkan Persyarikatan.
Muhadjir bercerita bahwa setiap akan diberikan ongkos untuk menjalankan tugas Persyarikatan, Baedhowi selalu menolak. Bahkan pernah tahu bahwa ongkos itu diselipkan secara diam-diam, almarhum turun kembali dari mobil untuk mengembalikannya.
“Pak Baedhowi juga orangnya sangat entengan, bersih, tidak suka neko-neko apalagi kalua sudah menyangkut urusan Muhammadiyah,” kenangnya.
“Sebagai kader Muhammadiyah komitmennya sangat tinggi dan saya kira kalua boleh ada sebutan, beliau ini Muhammadiyah tulen yang karatnya bukan 24, tapi 100 karat,” tambahnya.
Keteladanan almarhum Baedhowi, diharapkan Muhadjir dikenal dan dilanjutkan oleh generasi muda dan kader Muhammadiyah.
“Kita doakan mudah-mudahan Profesor Baedhawi mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah Swt, diterima seluruh amal kebaikannya dan diampuni segala dosa dan kesalahannya dan beliau betul-betul menjadi ahli surga. Orang yang betul-betul mendapatkan kasih sayang dari Allah Swt dan rahmat-Nya,” doa Muhadjir.
Hits: 3