MUHAMMADIYAH.ID, MEDAN – Meningkatnya jumlah guru besar di Indonesia diharapkan membawa akselerasi pendidikan nasional yang maju dan transformatif secara signifikan. Apalagi di tahun 2020 saja, Indonesia telah memiliki sedikitnya 6.243 guru besar.
Di lingkungan 164 lembaga pendidikan tinggi milik Muhammadiyah, terdapat sedikitnya 151 guru besar dan 986 doktor yang siap dilantik sebagai guru besar.
Dalam pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Prof. Dr. Agussani, MAP sebagai guru besar bidang Ilmu Sosial, Sabtu (18/12) Haedar berharap banyaknya jumlah guru besar itu dimanfaatkan dalam tiga aspek.
Pertama, guru besar diberdayakan untuk memajukan perguruan tinggi agar fokus menjadi pusat ilmu, pusat riset dan pusat keunggulan yang tidak dibebani oleh berbagai tanggung jawab yang tidak proporsional dan di luar fungsinya.
Penciptaan lingkungan pendidikan yang unggul dianggap penting bagi usaha Indonesia memajukan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan daya saingnya yang masih terpuruk bahkan di wilayah Asean.
“Maka harapan kami baik pendidikan nasional negeri maupun swasta lebih fokus pada peta jalan, usaha-usaha pendidikan, dan pencapaian tujuan pendidikan betapapun mungkin kita berganti-ganti kebijakan dari periode ke periode,” tuturnya.
Kedua, Haedar berharap para guru besar, doktor, dan ahli di dunia pendidikan harus menjadi pilar pencerahan dan pencerdasan masyarakat baik di tingkat warga sampai ke tingkat elit.
“Ketika para pendiri bangsa kita dengan kesadaran penuh meletakkan diksi mencerdaskan kehidupan bangsa, sesungguhnya menurut Prof. Taufik Abdullah itu bukan menyangkut kecerdasan pendidikan tapi juga kecerdasan dalam seluruh totalitas kehidupan bangsa sehingga mencapai tingkat peradaban maju yang lebih baik,” kata Haedar.
Ketiga, para guru besar diharapkan menguatkan pengawalan terhadap tiga identitas yang digariskan oleh pendiri bangsa bahwa keberadaan Indonesia tidak bisa dipisahkan dari tiga nilai utama yaitu agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa.
“Terakhir yang juga jadi komitmen kita di Muhammadiyah bagaimana ilmu yang digerakkan oleh lembaga-lembaga pendidikan itu juga menyebar nilai-nilai utama dalam hidup sehingga baik warga maupun kaum muslimi, umat beragama sampai seluruh warga dan elit bangsa dalam kehidupan yang semakin keras, kompetitif dan dihadapkan pada banyak perubahan-perubahan yang bersifat dinamika zaman, itu tetap berdiri tegak di atas nilai-nilai utama dan nilai-nilai luhur,” pungkasnya.
Hits: 8