MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Sebanyak 56 mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) semester V berpartisipasi dalam acara Pembekalan Panduan Penyusunan Fatwa yang berlangsung di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan pada hari Jumat (08/09). Acara ini merupakan inisiatif Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Tujuan utama dari acara ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan mahasiswa PUTM dalam menyusun draft Fatwa Tarjih. Diharapkan, mahasiswa PUTM dapat menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Praktik Ijtihad dengan baik, sesuai dengan bimbingan yang mereka terima. Hal ini bertujuan agar pemahaman dan keterampilan mereka dalam menyusun draft Fatwa Tarjih semakin berkembang dan dapat menghasilkan fatwa yang berkualitas.
Rangkaian acara ini melibatkan para ahli, termasuk Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar, yang memberikan penjelasan dalam sesi “Pendalaman Manhaj Tarjih Muhammadiyah”. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya bagi seorang mufti (penyusun fatwa) untuk memiliki pemahaman mendalam tentang pertanyaan yang diajukan oleh mustafti (orang yang meminta fatwa), baik dari perspektif antropologi, sosiologi, maupun psikologi masyarakat.
Syamsul Anwar menggambarkan bahwa pendekatan lintas disiplin ilmu ini penting agar fatwa yang dihasilkan tidak hanya mencerminkan ketentuan dari al-Quran dan Sunah, tetapi juga memiliki relevansi dan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas. Dengan memahami latar belakang sosial, budaya, dan psikologi masyarakat yang mengajukan pertanyaan, seorang mufti dapat lebih baik memahami konteks dan memberikan pandangan yang sesuai dengan realitas kehidupan mereka.
Selanjutnya, Asep Shalahudin, Anggota Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, memberikan materi dalam sesi “Implementasi Manhaj pada Penyusunan Fatwa”. Dalam penjelasannya, beliau menyoroti pentingnya kesesuaian aspek ibadah dengan dalil (nash) yang sahih dan jelas. Namun, ketika berbicara tentang aspek muamalah (urusan transaksi dan hubungan sosial), Asep Shalahudin menegaskan bahwa penting untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak melanggar prinsip-prinsip yang dilarang oleh agama.
Acara ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa PUTM untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam penyusunan fatwa Tarjih, yang merupakan salah satu aspek kunci dalam pengabdian mereka di masa depan. Dengan panduan dan bimbingan yang diberikan oleh para ahli, diharapkan mereka dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam menyelesaikan tugas-tugas ijtihad dan penyusunan fatwa yang berkualitas tinggi.
Hits: 263