MUHAMMADIYAH.ID, SULAWESI UTARA – Mendorong kiprah Muhammadiyah memajukan masyarakat Sulawesi Utara, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan lima hal kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Utara (Sulut).
Lima pesan yang disampaikan dalam pembukaan forum Pendataan dan Pembinaan Masjid-Mushola Muhammadiyah se-Sulawesi Utara, Ahad (27/6) itu diharapkan Haedar diresapi oleh semua elemen Persyarikatan di Sulawesi Utara dari Pimpinan, Organisasi Otonom, Majelis, Lembaga hingga Amal Usaha.
Pertama, Haedar berpesan agar PWM Sulut menghidupkan jiwa pergerakan Muhammadiyah yang berbasis pada keikhlasan, pemaknaan aktivitas sebagai bagian dari ibadah dan pengamalan perintah menjadi khalifah di muka bumi pada setiap diri anggotanya.
Dengan jiwa pergerakan seperti ini, Haedar yakin kemanfaatan Muhammadiyah mampu hadir secara merata ke berbagai daerah dan pelosok di Sulawesi Utara.
Kedua, Haedar berpesan agar sesama anggota Persyarikatan di Sulawesi Utara terus menguatkan rasa kebersamaan yang lekat dan kental.
“Mari kebersamaan itu kita bangun. Kekuatan Muhammadiyah ada dalam kebersamaan,” pesannya.
Jika pun ada masalah sebagai bagian tak terpisahkan dalam berorganisasi, Haedar berpesan agar islah tetap diutamakan.
“Percaya pada saya kalau kita menyelesaikan organisasi dengan Islah, itu barakah Allah bagi kita yang Islah. Tapi kalau yang bawa karep (ego, bahasa Jawa) sendiri, ga mau menyatukan dalam kebersamaan, ga menyatukan dalam sistem biasanya juga berat beban hidup dia. In ahsantum ahsantum lakum, wa in ahsantum falaha,” imbuhnya mengutip Al Isra’ ayat 7.
Ketiga, Haedar berpesan agar PWM Sulut membangun sistem pengelolaan organisasi yang good governance, terpercaya, amanah dan berkemajuan. Perangkat ideologi dan manhaj Muhammadiyah diharapkan Haedar terus diperkuat sebagai identitasnya.
“Maka Muhammadiyah ini kata Pak Jusuf Kalla seperti Holding Company, besar, tersistem. Dari pusat begitu di-pejet (dipencet) tombolnya ke bawah langsung hidup, kecuali yang tidak. Yang tidak, mungkin baterainya lemah perlu dicharge lagi. Nah anggota, kader, dan pimpinan harus paham itu. Nanti mungkin setelah itu silahkan upgrading lagi soal ideologi,” pesannya.
Keempat, Haedar berpesan agar PWM Sulut pelan tapi pasti membangun berbagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam bentuk amal usaha di berbagai tempat. AUM, menurutnya adalah hal pokok untuk menopang sebaran kemanfaatan misi tajdid Muhammadiyah.
“Ke depan harus ada satu PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) untuk mewakili Sulawesi Utara yang terbaik. Jadi Universitas Muhammadiyah, kalau tidak Sulawesi Utara atau Manado. Karena apa? karena selain ini simbol, ini adalah ukuran bahwa kita ini maju. Mari kita bareng-bareng, Pimpinan Pusat akan back up untuk kemajuan seperti ini,” katanya.
Terakhir, Haedar berpesan agar PWM Sulut terus meningkatkan peran yang meluas dan inklusif dalam koridor keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.
“Saya percaya bahwa peran keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta itu termasuk kemasyarakatan di akar rumptu itu hadir karena panggilan Muhammadiyah sejak awal di situ. Ini harus terus kita hidupkan. Apalagi di Sulawesi Utara ini kan relasinya serba harus inklusif. Ketika kita mayoritas, kita harus ngayomi dan ketika sebaliknya harus inklusif. Dan kita harus menjadi uswah hasanah sehingga masyarakat itu memperoleh manfaat, memperoleh maslahat, dan rahmat dari kehadiran kita Muhammadiyah,” pungkas Haedar.