MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONTIANAK – Tiba di Kota Pontianak, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir lakukan peletakan batu pertama Masjid Al Maun Center Muhammadiyah Pontianak, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pontianak, Jumat (11/8).
Haedar mengapresiasi gerak langkah yang dilakukan oleh Muhammadiyah di Kalimantan, khususnya di Kota Pontianak. Menurutnya, Muhammadiyah di Pontianak memiliki sisi-sisi potensial yang memungkinkan untuk terus dikembangkan.
Dalam pandangannya, Muhammadiyah di Kota Pontianak memiliki kekuatan dari dalam untuk terus berkembang. Praktik bermuhammadiyah di Pontianak menunjukkan adanya semangat dan ruh dakwah tajdid yang dimiliki Muhammadiyah senantiasa hidup.
“Hilang rasa lelah saya dalam perjalanan, karena betapa ghirah dan ruhnya begitu rupa.” Ungkap Haedar memuji perkembangan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Kota Pontianak yang berkembang sedemikian rupa.

Tidak lupa, Guru Besar Sosiologi ini juga berpesan kepada kader dan seluruh warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk terus memaksimalkan potensi yang dimiliki. Haedar memotivasi, supaya kader dan warga persyarikatan tidak berkecil hati dengan kondisi yang dialami saat ini.
Mencontohkan kepeloporan yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan dalam membangun rumah sakit, Haedar menyebut, bahwa di masa awal kondisi rumah sakit Muhammadiyah jauh, tidak seperti yang ada sekarang. Akan tetapi, dengan keseriusan, ghirah dan ruh tajdid menjadi berkembang.
“Itu menjadi embrio rumah sakit umat Islam pertama, rumah sakit pribumi pertama di Indonesia. Dan sekarang berkembang sampai 125 rumah sakit Muhammadiyah-’Aisyiyah.” Ungkapnya.
Bagi bumi Borneo, dalam perkembangan Muhammadiyah memiliki bekal sejarah yang kuat. Haedar menuturkan, Sambas menjadi salah satu daerah awal perkembangan Muhammadiyah di Kalimantan yang langsung dari Yogyakarta. Ke depan yang penting adalah pengelolaannya.
Hits: 3750