MUHAMMADIYAH.ID, KUPANG – Sebagai ikhtiar untuk memajukan syiar Islam yang mencerdaskan kehidupan bangsa, Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah memiliki program unggulan yakni dakwah di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T).
Menguatkan kompetensi para dai dan mubaligh 3T LDK, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq A. Mughni berpesan agar mereka senantiasa membawa moderasi Islam dan welas asih di daerah terluar.
“Hal itu penting agar dakwah Muhammadiyah tersampaikan dengan baik kepada semua golongan,” jelas Syafiq dalam seminar nasional LDK bertajuk “Moderasi Beragama bagi Dai di Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal”, Sabtu (2/10) yang dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, Syafiq juga berpesan agar dalam berdakwah, para dai dan mubaligh memperhatikan beberapa hal. Antara lain menunjukkan keunggulan Islam tanpa merendahkan lainnya. Mengajarkan tauhid sebagai penekanan akidah yang murni tanpa mengkafirkan.
Kemudian memahamkan ibadah sebagai kewajiban elementer tanpa menyesatkan orang lain. Dan dalam konteks akhlak mereka harus saling menghormati dan menolong dalam soal kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Menyambung Syafiq, Ketua LDK PP Muhammadiyah Muhammad Ziyad mengungkapkan bahwa kegiatan ini diadakan untuk menguatkan moderasi beragama Dai-dai Muhammadiyah.
“Terutama bagi mereka yang berdakwa di daerah 3T, yang kondisinya sangat beragam,” terangnya.
Sekretaris LDK PP Muhammadiyah Faozan Amar menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan Kemenko PMK RI. Setelah seminar usai, rombongan LDK PP Muhammadiyah mengunjungi Noelbaki, yaitu daerah pemukiman eks pengungsi provinsi Timor Timur di Kupang NTT.
“Ini bukti kepedulian Muhammadiyah pada pengungsi eks Timor Timur, mereka harus diberikan dukungan,” kata Muhammad Ziyad.
Kegiatan LDK PP Muhammadiyah dianggap penting untuk membuka ruang dialog antar umat beragama sehingga kerukunan beragama di daerah 3T dapat terwujud. Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Zainur Wula yang menyambut baik kegiatan LDK PP Muhammadiyah di Kupang.
“NTT ini sangat beragam, maka tak heran mahasiswa kami 70 persen adalah non muslim, maka moderasi beragama harus selalu dijaga,” ungkapnya.