MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Baedhowi, mendorong Kepala SMK Muhammadiyah bekerja keras mewujudkan SMK Muhammadiyah unggul dan berkemajuan sebagaimana visi utama Sekolah Muhammadiyah menjadi sekolah yang berkemajuan.
“Berkemajuan menandaskan sekolahnya unggul. Kunci utama mewujudkan sekolah yang unggul dan berkemajuan adalah melakukan berbagai terobosan kreativitas baru yang diiringi oleh inovatif dan kreatif,” tutur Baedhowi dalam sosialisasi program SMK sebagai Pusat Keunggulan di Yogyakarta pada Jumat (12/3).
Baedhowi menyampaikan tiga keterampilan yang harus dimiliki yaitu: learning and innovation yang dilengkapi atas dasar kreatifitas. Kedua, keterampilan media untuk mengembangkan pembelajaran dan ketiga, life and carrier atau memiliki keterampilan hidup dan karir.
Baedhowi mengungkapkan pengalamannya menjadi guru SMK di Gunungkidul dan karir berlanjut menjadi Kepala Sekolah di Bangkok dan berkarir di Kemdikbud selama 32 tahun dan saat ini menjadi Guru Besar Kampus UNS sejak 2011 dan Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah sejak 2010.
“Pengalaman panjang tersebut selalu dijalani dengan penuh kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan ketugasan di sekolah, Kemdikbud, Kampus dan Persyarikatan Muhammadiyah,” imbuhnya.
Baedhowi menuturkan, kunci utama perubahan sekolah adalah kreativitas gurunya. Karenannya guru merupakan the real curiccullum. Guru memainkan peranan penting perubahan di sekolah. Kepala Sekolah pun harus kreatif dan berinovasi melakukan transformasi di sekolah. Konteks SMK, bagaimana Kepala Sekolah Bersama guru-gurunya tidak hanya menyiapkan tenaga kerja semata, namun menjadi juragan yang memiliki tukang.
Selain itu, Baedhowi juga memberikan masukan model pemberian bantuan dari Direktorat SMK menggunakan model block grant yang dilakukan secara partisipatorik, kolaborasi dan sinergi.
“Tradisi sekolah Muhammadiyah ketika menerima bantuan dari berbagai pihak terutama dari Direktorat, realisasi bantuan yang diterima dikembangkan bahkan menjadi stimulan pengembangan bantuan. Tidak heran, sering kali bantuan 1 lantai dijadikan oleh sekolah Muhammadiyah menjadi 3 lantai,” pungkas Baedhowi.
Hits: 2