MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Di hadapan Karyawan kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta pada, Senin (19/12), Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti menyampaikan pesan supaya meniatkan bekerja sekaligus sebagai ibadah.
Dengan niat tersebut menurutnya akan memotivasi diri karyawan untuk senantiasa bekerja lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana pepacuh yang diajarkan dalam Agama Islam, bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini.
Bekerja sebagai ibadah juga sebagai bentuk rasa syukur yang dimiliki oleh muslim kepada Allah SWT yang telah memberinya kesempatan. Sebab, nikmat sempat ini tidak semua orang bisa miliki, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Bekerja sebagai ibadah, berangkat dari rumah diniatkan bukan cuma bekerja. Jadi pamit anak dan istri berangkat bekerja sekaligus untuk ibadah,” ucapnya.
Sayuti juga berpesan supaya jangan merasa rendah diri dengan jenis-jenis pekerjaan yang dijalani, asalkan pekerjaan tersebut halal karena jika bekerja diniatkan untuk ibadah, maka yang menjadi pengharapan utama adalah keridaan Allah SWT.
“Termasuk yang bekerja sebagai pembuat teh, supir, petugas kebersihan juga merupakan ibadah.” Tuturnya.
Dosen Universitas Ahmad Dahlan ini menjelaskan, paling tidak jika bekerja diniatkan untuk ibadah maka rezeki yang didapatkan untuk menafkahi anak dan istri menjadi jalan kebaikan karena yang diharapkan adalah keridaan Allah SWT.
Selain itu, jika bekerja dimaknai juga sebagai ibadah maka seorang pekerja tersebut akan senantiasa memperbaiki pekerjaan atau ibadahnya itu. Motivasi positif dalam bekerja tersebut akan terlihat dengan semakin turunnya prasangka jelek terhadap takdir.
Setiap takdir yang ada akan dijalankannya dengan ikhlas dan penuh dengan rasa syukur, serta optimisme kepada Allah SWT. Hidup yang berselimut syukur akan menjadikan bekal semangat seorang muslim dalam pekerjaannya.
Sebagai masyarakat dan bangsa Indonesia, imbuhnya, hampir tidak alasan untuk mengeluhkan akibat suhu, cuaca maupun iklim. Sebab jika dibandingkan dengan negara seperti yang ada di kawasan Afrika yang tandus, bangsa Indonesia seharusnya lebih bersyukur.
Sayuti juga mengingatkan bahwa bentuk syukur yang lain atas rizki yang dititipkan oleh Allah SWT adalah dengan murah hati dan bermurah dalam menunaikan zakat, infak dan sedekah (ZIS). Dengan kadar yang proporsional, ZIS yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat membantu orang lain yang membutuhkan.