MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA—Menurut data Kementrian Koperasi (Kemenkop), sebanyak 60 persen pelaku usaha di Indonesia adalah perempuan.
Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Aisyiyah, Laras Windyawati data tersebut sebagai gambaran bahwa perempuan memberikan kontribusi luar biasa bagi keluarganya.
Kontribusi pelaku usaha perempuan disisi lain untuk membantu perputaran ekonomi keluarga juga sebagai wahana aktualisasi diri. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai sampingan dalam mengurus keluarga.
“Tentu saja itu ada sisi benefit ekonomi yang luar biasa bagi keluarga, yang jelas bisa menambah income keluarga.” Katanya saat Getapak Talk pada (1/12)
Selain dampak positif kepada keluarga pelaku usaha, perempuan yang terjun ke dunia usaha juga memberikan dampak ke lingkungan masyarakat sekitar. Usaha yang dilakukan mampu menyerap tenaga kerja dari tetangga atau lingkungan dekatnya.
Bahkan pada level nasional, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berkontribusi kepada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60 persen dan 9,1 persennya dilakukan oleh pelaku usaha perempuan.
“Perekonomian nasional otomatis tergantung pada pelaku usaha pada umumnya, terlebih pada perempuan.” Imbuhnya.
Di masa pendemi, MEK PP ‘Aisyiyah menjalankan program gerakan lumbung hidup ‘Aisyiyah. Suatu gerakan memanfaatkan lahan pekarangan, bisa dilakukan secara berkelompok ataupun individu.
“Ini untukmenjamin ketersediaan karbohidrat, vitamin, protein, mineral dan obat-obatan yang dibutuhkan sehari-hari oleh keluarga.” Jelas Laras.
Gerakan ini sudah dilakukan di 15 kelompok yang tersebar di 11 provinsi di seluruh Indonesia. Diharapkan gerakan ini bisa mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri.
Sementara itu, pelaku UMKM penyedia telur, Rita Jatmikowati menyebut bagi sebagian UMKM yang sudah memiliki kemampuan bertahan di tengah pandemic bisa menolong UMKM lain yang mengalami kesulitan.
Ditengah kesulitan yang dihadapi oleh semua pihak, penting bagi para pelaku usaha mempererat kerjasama untuk bertahan.
Hits: 4