MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut, bahwa menjelang tahun politik 2024, harusnya sudah selesai dalam soal pengelompokan, sehingga tidak lagi ada pembelahan politik.
Demikian disampaikan Guru Besar Sosiologi ini pada, Senin (22/5) dalam acara Launching dan Bedah Buku “Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management Dalam Membangun Teamwork” Karya KASAD Jenderal Dudung Abdurachman di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Dalam pandangan Haedar, konflik berlatar belakang ideologi di Ibu Pertiwi harusnya sudah selesai, sebab pendahulu bangsa ini telah menyelesaikannya melalui Pancasila yang disepakati sebagai Philosophische Grondslag. Dan Pancasila sebagai titik temu semua golongan, agama, ras, suku bangsa dan aliran politik.
Haedar memberikan kunci bahwa, menerjemahkan visi Pancasila menjadi aktual dalam berbagai pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Peran-peran tersebut telah dilakukan oleh Muhammadiyah dalam aksi konkrit – nyata.
Muhammadiyah dan Keindonesiaan
Dalam tubuh Muhammadiyah, imbuh Haedar, menyatu ‘darah’ keislaman dan keindonesiaan. Yaitu Islam yang menyatu dengan keIndonesiaan, Islam yang membangun Indonesia, Islam yang memiliki Indonesia untuk kemajuan hidup bangsa dan rakyat.
Kesejarahan Muhammadiyah dengan Indonesia dapat dilihat dalam berbagai kejadian, seperti Perang Gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Besar Sudirman, Muhammadiyah juga mendirikan Askar Perang Sabil yang langsung di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Ki Bagus Hadikusumo yang saat itu menjadi ketua umum dan menjadi penentu kata kunci kompromi Piagam Jakarta dan Pidato 1 Juni lalu lahirlah rumusan Pancasila, di mana Ketuhanan Yang Maha, yang asalnya di sila ke-6 menjadi yang pertama ditambah Yang Maha Esa.” ungkapnya.
Berbagai fakta sejarah tersebut menjadikan jiwa kebangsaan, patriotisme, keindonesiaan hidup di Muhammadiyah. Akan tetapi, karena karakter sedikit bicara banyak bekerja, menjadikan peran-peran vital yang dilakukan oleh Muhammadiyah tersebut tidak atau sulit terlacak.
Hits: 385