MUHAMMADIYAH.ID, GARUT – Dalam sejarah, Kiai Dahlan pernah dituduh kafir oleh kelompok Islam yang tidak memahami gerakan dakwah dan pembaruan yang dibawa oleh Kiai Ahmad Dahlan di bidang ilmu, sosial dan keagamaan.
“Dulu kaum tradisional yang resisten, yang menolak berdirinya Muhammadiyah itu memandang Muhammadiyah dan Kiai Dahlan sebagai orang yang berpikir liberal, yang sebenarnya maju cuma karena belum nyampe (jadi menuduh liberal). Bahkan disebut kafir karena khariqul adat, di luar kelaziman saat itu,” jelas Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Rabu (10/3).
Meski fakta itu telah lampau, namun fenomena yang sama masih sering ditemukan dalam media sosial terutama berkaitan dengan ragam tuduhan tidak berdasar kepada tokoh-tokoh Muhammadiyah dengan sematan negatif oleh berbagai pihak yang tidak memahami karakter Muhammadiyah.
Haedar berpesan bahwa warga Muhammadiyah sejati bersikap bijak dan tidak mudah asal menuduh seperti itu, tanpa melihat kapasitas diri sendiri.
“Nah sekarang jangan sampai kebalikan. Santri-santri Muhammadiyah, kader-kader Muhammadiyah, anggota Muhammadiyah apalagi pimpinan Muhammadiyah setiap hari kerjaannya jangan mereaksi pikiran-pikiran orang yang lebih maju dari kita, lalu dengan gampang memandang sesat, memandang liberal, memandang sekuler tanpa kita uji pemahaman kita tentang Al-Qur’an, tentang hadis yang makbullah, dan juga daya ilmu pengetahuan baik dari dirasah pengetahuan kita, Islamic Studies baik ilmu-ilmu sosial dan eksakta pada umumnya,” urai Haedar.
Dalam momen Peringatan Isra Mikraj PDM dan Baitul Arqam Garut, Haedar berpesan agar kader, anggota, pimpinan tidak berpikiran cupet dan reaksioner yang serba mudah tersinggung dan menuduh.
“Muhammadiyah harus menjadi sosok yang seperti Nabi contohkan, dihantam sana sini, tidak dipercayai Isra Mikraj, tapi Nabi tetap wa maa arsalnaka ila rahmatan lil alamin,” pesannya.
Hits: 77