MUHAMMADIYAH.OR.ID, BALI – Indonesia merupakan salah satu penghasil tanaman tembakau terbesar di dunia. Banyaknya ladang tembakau mempengaruhi banyaknya jumlah produksi rokok selain juga dipengaruhi oleh tingginya konsumsi rokok di Indonesia. Hal ini pun menyebabkan masalah pada makin mudanya usia perokok. Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi pun memberikan perhatian pada permasalahan ini.
Ia menyatakan bahwa tingginya angka perokok yang masih dibawah umur merupakan sebuah aib dan harus segera ditangani. Hal itu disampaikannya ketika menghadiri the 7th Asia Pasific Summit of Mayors pada Kamis – Sabtu (01-03/12) di Prime Plaza Hotel Sanur Bali.
Menurutnya, Indonesia Emas atau Indonesia Hitam 2045? Semua berada di tangan pemangku kebijakan sekarang dan di masa akan datang.
“Tingginya angka konsumsi rokok anak-anak di bawah umur merupakan aib bagi pemerintah RI, khususnya bagi Pak Jokowi selaku pimpinan tertinggi negara kita. Dibanding Indonesia Emas 2045, saya malah melihat Indonesia Hitam 2045. Hal ini sangat mungkin terjadi apabila kita masih terus berkompromi dengan rokok,” ujar Nashir.
Oleh karena itu, kata Nashir, masa depan anak Indonesia berada di tangan Presiden Jokowi. Menurutnya, tidak ada yang patut dibanggakan dengan tingginya jumlah perokok anak di Indonesia sebab hal tersebut akan membuat visi Indonesia Emas 2045 akan sangat sulit dicapai.
Di samping itu, kata Nashir, ada beberapa alasan munculnya fenomena perokok muda ini, pertama karena tuntutan sosial seperti ditawari teman kemudian merasa tidak enak untuk menolak. Kedua, ingin terlihat keren atau dewasa. Ketiga, bentuk perlawanan atau coping individu ketika ada permasalahan keluarga. (Zakaria/Syifa)
Hits: 165