MUHAMMADIYAH.OR.ID, GRESIK – Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Jamaludin Ahmad menjadi Khatib dalam Salat Iduladha 1443 H di Lapangan GKB Convex, Gresik, Sabtu (9/7).
Pada kesempatan itu, Jamaludin menyampaikan irisan pesan terkait hikmah dari Ibadah Haji dan Iduladha. Pertama, ibadah haji menurutnya memberi pesan agar manusia mempersiapkan diri menatap kemestian datangnya kematian dan alam akhirat.
“Orang yang berhaji berpisah dengan harta, rumah, dan jabatan yang dia miliki. Hal ini sama gambarannya dengan orang yang akan meningggal dunia. Sementara itu pakaian mereka hanyalah beberapa lembar kain putih. Persis seperti kain kafan yang menyelimuti orang mati,” tuturnya.
“Tidak seperti ibadah mahdah yang lain di mana manusia diberi keleluasaan untuk memilih variasi bentuk dan warna pakaian untuk beribadah. Namun khusus pakaian ibadah haji langsung dipilihkan oleh Allah SWT namanya pakaian ihrom. Mengapa? Karena pakaian yang dikenakan manusia dengan segala simbol, pangkat, dan jabatannya sering menjadikan manusia lupa pada asal-usul dan akhir kehidupannya,” imbuhnya.
Berangkat dari kesadaran ini, Jamal mengajak para jamaah mempersiapkan tempat di akhirat dengan sebaik mungkin beramal selama di dunia. Selanjutnya, irisan pesan di dalam Iduladha yang terkait dengan ibadah haji adalah ajaran untuk senantiasa beramal dengan penuh rasa taawun dan ukhuwah kepada orang lain, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Hal semacam itu kata dia telah dicontohkan oleh para tokoh bangsa seperti Jenderal Soedirman, Jenderal Besar AH Nasution, Muhammad Natsir, Moh Hatta, KH Agus Salim, Bung Tomo hingga KH AR Fakhrudin yang hidupnya sangat sederhana, mempedomani pengorbanan Nabi Ibrahim As. Terakhir, Jamal juga berpesan agar para jamaah memperhatikan ayat ke-6 Surat At-Tahrim sebagai pedoman dalam membentuk keluarga yang saleh dan sukses di dunia dan akhirat.
“Marilah kita siapkan keluarga kita menjadi keluarga dakwah seperti keluarga Nabi Ibrahim AS. Siapkan anak keturunan kita menjadi penerus perjuangan Rasulullah Muhammad SAW.”
“Jangan sampai bapak ibunya rajin ke masjid tapi anak-anaknya dibiarkan rajin ke game online, dan ketika azan subuh berkumandang anak-anak kita biarkan tidur pulas dengan alasan kasihan. Lalu kapan kita akan mendidik anak-anak keturunan kita mencintai Allah dan Rasulullah Muhammad SAW?” sambungnya.
“Pulang mudik ke kampung halaman di dunia saja kita tidak akan berani pulang kalau tidak punya bekal, apalagi pulang mudik ke kampung akhirat dimana kita kita akan tinggal di sana selama-lamanya,” pungkas Jamal. (afn)
Hits: 7