Sabtu, 5 Juli 2025
  • AR
  • EN
  • IN
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
No Result
View All Result
  • Login
Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • KABAR
  • OPINI
  • HUKUM ISLAM
  • KHUTBAH
  • MEDIA
  • SEJARAH
  • TOKOH
  • ARSIP
Home Berita

Kenapa Muhammadiyah Bisa Tiba di Sulawesi Utara Pada 1928?

by afandi
2 tahun ago
in Berita, Nasional
Reading Time: 4 mins read
A A
Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) menyelenggarakan “International Islamic Astronomy Training Program” yang dilaksanakan pada Senin (16/01

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah pada 1912 disambut gembira oleh kaum muslimin yang sepaham dengan misi tajdid. Tidak lama setelah berdiri di Kauman, Yogyakarta, Muhammadiyah mulai terbesar luas tidak hanya di pulau Jawa saja.

Pada awal 1920-an, para pegiat Muhammadiyah sudah tiba di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua (1926) untuk merintis Cabang Resmi. Di Sumatera, Cabang Resmi Muhammadiyah pertama di luar pulau Jawa berhasil berdiri pada 1925.

Semangat berdakwah sebagai jihad fi sabilillah terus dibawa oleh para anggota Muhammadiyah. Di kawasan paling utara Indonesia yang berbatasan dengan Filipina, yakni Kepulauan Talaud, Muhammadiyah telah menjejakkan kaki pada tahun 1928. Kala itu, masyarakat setempat menjuluki mereka sebagai Muhammadiyah Tersiar.

Bagaimana Muhammadiyah tiba di Sulawesi Utara?

MateriTerkait

Empat Golongan Manusia dalam Pandangan Rasulullah

Bergabunglah dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah III

Wamen Stella Christie Dorong UM Kendari Kembangkan Riset Unggulan Berbasis Potensi Lokal

Status sebagai organisasi non politik menguntungkan posisi Muhammadiyah untuk leluasa bergerak. Di samping pada 1920-an, pengaruh Sarikat Islam dan PSII (Partai Sarikat Islam Indonesia) yang saat itu populer semakin redup akibat aktivitas politiknya yang dianggap mengganggu pemerintah kolonial.

Ibrahim Polontalo dalam karyanya berjudul Muhammadiyah di Sulawesi Utara 1928-1990 (1995) mencatat bahwa Muhammadiyah masuk ke Sulawesi Utara melalui beberapa jalur, misalnya: putra daerah yang pulang kampung setelah belajar di Yogyakarta dan datangnya guru-guru Muhammadiyah.

Selain itu, tersiarnya kabar Muhammadiyah ke Sulawesi Utara ditengarai akibat surat kabar dan majalah dari Jawa yang didatangkan dari pelabuhan-pelabuhan Laut Donggala, Poso, Luwuk, Gorontalo, Kwandang, dan Manado.

Selain menjangkau daerah padat penduduk seperti Manado, pada masa itu Muhammadiyah juga sampai di daerah terluar di kawasan paling utara Manado dan Indonesia, yakni di Talaud dan Kepulauan Sangihe. Muhammadiyah di sana memiliki nama baru: Muhammadiyah Tersiar.

Bambang Suwondo dalam Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Utara (1978) menulis bahwa pengertian Muhammadiyah Tersiar adalah di mana saja anggota Muhammadiyah itu berada, mereka memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan maksud-maksud organisasi. Sehingga meski kantor dan kepengurusan ada di Manado, mereka tetap wajib mendakwahkan Muhammadiyah di manapun berada.

Diaspora Kader Merupakan Misi Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tersebarnya misi Muhammadiyah sampai wilayah terjauh menurut catatan Bambang Suwondo merupakan misi integral dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang kala itu bernama Pengurus Besar (hoofdbestuur).

Terbukti, tahun 1930 pengurus pertama di Sulawesi Utara diserahkan kepada Ibrahim Katjou yang memimpin sampai 1932 dan digantikan oleh Tom Oli’i. Misi yang diserahkan oleh PB Muhammadiyah antara lain adalah memperjuangkan revolusi dalam agama di mana apa yang boleh dan tidak boleh harus sesuai dengan Alquran dan Hadis.

Tahun 1934, kepengurusan baru terbentuk dengan Ketua Jusuf Harisah, Wakil Ketua Hadji Salim Dunggio dan sekretaris ialah Raden Van Gobel, dibantu Abdurrahcamn Wakid dengan anggota waktu itu berjumlah 17 orang.

Di Manado dan luar Manado, kepemimpinan Muhammadiyah juga tersebar luas menurut catatan Bambang Suwondo. Misalkan Aldjazi Poli di Sario, Abdullah Saro dan Hadji Bakkari Darise di Kampung Islam, Abdullah Lahilote di Kampung Arab, Abdurrachman Latada di Komo Luar, Ibarahim Pakaja dan Jabela Talib di Komo Dalam dan Nusi Tutju di Kampung Ketang.

Tidak Mudah Menjadi Anggota Muhammadiyah

Lebih lanjut, Bambang Suwondo menulis bahwa untuk memperoleh keanggotaan Muhammadiyah, mereka yang berminat bergabung dengan Persyarikatan diberi masa percobaan satu tahun. Jika lulus, maka mereka akan didaftarkan sebagai anggota penuh Muhammadiyah.

Syarat ini nampaknya sebagai strategi sekaligus seleksi agar Muhammadiyah dapat tersebar lebih luas. Aktivisme para anggota untuk menyiarkan Muhammadiyah nampaknya menjadi pertimbangan tersendiri.

Setelah Muhammadiyah berdiri di sana, Muhammadiyah juga mendirikan Kepanduan Hizbul Wathan yang kelak bubar saat Jepang masuk ke Indonesia. Selain itu juga didirikan sekolah dan madrasah Muhammadiyah.

Tahun 1934, Muhammadiyah Manado mendirikan madrasah diniyah di kampung Arab dengan menyewa rumah milik warga Tionghoa yaitu Tan Bek Hok. Tahun 1935, sekolah ini pindah karena Muhammadiyah telah memiliki tanah sendiri. Namun, sekolah itu kemudian hancur oleh bom sekutu pada tahun 1942.

Ketika petinggi Belanda berkunjung ke Manado pada 1946 mengetahui peristiwa ini, dia menawarkan ganti rugi untuk membangun gedung sekolah baru. Namun Kepala Sekolah Muhammadiyah saat itu, Tahir Rungkali dengan tegas menolaknya.

Cabang Resmi Muhammadiyah Sulawesi Utara Berdiri

Lebih lanjut, Bambang Suwondo mencatat bahwa pada awal 1930-an Muhammadiyah segera menyebar ke berbagai tempat di wilayah Sulawesi Utara. Misalnya di Ratatotok, Minahasa Selatan hingga di Pulau Bunaken dengan pimpinan bernama Aminullah Paransa. Di Amurang, Muhammadiyah berdiri dipelopori Salim Bachdim dan Ali Bachdim yang mengangkat Mohammad Dochmi sebagai penasehat.

Ibrahim Polontalo dalam Muhammadiyah di Sulawesi Utara 1928-1990 (1995) bahkan mencatat pendirian Cabang Manado pada tahun 1934 dihadiri oleh tokoh-tokoh utama Muhammadiyah dari Pusat seperti Kiai Muchtar, Siti Badilah Zubir dari ‘Aisyiyah, dan Asi Nardjo dari Pemuda Muhammadiyah.

Penulis: Afandi

Editor: Fauzan AS

Tags: 1928headlinemuhammadiyah tibaSejarahsulawesi utara
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Bumi Arab Menghijau, Majelis Tarjih: Kiamat itu Hak Prerogatif Allah

Next Post

Hadir di Kalteng, Haedar Sampaikan Pentingnya Mengelola Alam Secara Arif

Baca Juga

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal
Berita

Muhammadiyah Resmi Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal

25/06/2025
Apa Saja Syarat Validitas Kalender Islam Global?
Berita

Menjawab Kritik terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal: Hilal di Bawah Ufuk

19/06/2025
Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025
Berita

Haedar Nashir Terima Penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2025

18/06/2025
Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?
Artikel

Kenapa Umat Islam Perlu Kalender Hijriah Global Tunggal?

27/03/2025
Next Post
Hadir di Kalteng, Haedar Sampaikan Pentingnya Mengelola Alam Secara Arif

Hadir di Kalteng, Haedar Sampaikan Pentingnya Mengelola Alam Secara Arif

Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) menyelenggarakan “International Islamic Astronomy Training Program” yang dilaksanakan pada Senin (16/01

Lembaga Astronomi Muhammadiyah ini Gelar Pelatihan Astronomi Islam Internasional

Akselerasi Program Doktor, Pesan Haedar Bagi Rektor UM Palangkaraya Terpilih

Akselerasi Program Doktor, Pesan Haedar Bagi Rektor UM Palangkaraya Terpilih

BERITA POPULER

  • Puasa Tasua dan Asyura Jatuh Pada Tanggal 27 dan 28 Juli 2023, Begini Keutamaannya!

    Kapan Pelaksanaan Puasa Tasua dan Asyura?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Asyura dalam Riwayat Hadits Ibnu Abbas dan Aisyah RA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan-amalan bagi Muslimah pada bulan Muharram

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inggris Alami Krisis Layanan Lansia, Muhammadiyah Ambil Peluang Dakwah dan Kontribusi Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil-dalil Disyariatkannya Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sama-sama Menggunakan Hisab dan Berlaku Global: KHGT dan Kalender Ummul Qura Arab Saudi Tetapkan 1 Muharram 1447 H pada 26 Juni 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Kampus Muhammadiyah Ini Berhasil Diterima Magister di Harvard University

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asal Usul Puasa Tasua dan Asyura

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedutaan Malaysia: KHGT adalah Tonggak Baru Penyatuan Umat Islam Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Majelis

  • Tarjih dan Tajdid
  • Tabligh
  • Diktilitbang
  • Dikdasmen dan PNF
  • Pembinaan Kader dan SDI
  • Pembinaan Kesehatan Umum
  • Peminaan Kesejahteraan Sosial
  • Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
  • Pendayagunaan Wakaf
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Hukum dan HAM
  • Lingkungan Hidup
  • Pustaka dan Informasi

Lembaga

  • Pengembangan Pesantren
  • Pengembangan Cabang Ranting
  • Kajian dan Kemitraan Strategis
  • Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
  • Resiliensi Bencana
  • Amil Zakat, Infak dan Sedekah
  • Pengembang UMKM
  • Hikmah dan Kebijakan Publik
  • Seni Budaya
  • Pengembangan Olahraga
  • Hubungan dan Kerjasama Internasional
  • Dakwah Komunitas
  • Pemeriksa Halal dan KHT
  • Pembinaan Haji dan Umrah
  • Bantuan Hukum dan Advokasi Publik

Biro

  • Pengembangan Organisasi
  • Pengelolaan Keuangan
  • Komunikasi dan Pelayanan Umum

Ortom

  • Aisyiyah
  • Pemuda Muhammadiyah
  • Nasyiatul Aisyiyah
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah
  • Hizbul Wathon

Wilayah Sumatra

  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Selatan
  • Sumatra Barat
  • Bengkulu
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Lampung
  • Jambi
  • Bangka Belitung

Wilayah Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Utara

Wilayah Jawa

  • D.I. Yogyakarta
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur

Wilayah Bali &

Kepulauan Nusa Tenggara

  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur

Wilayah Sulawesi

  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan

Wilayah Maluku dan Papua

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Barat daya

Cabang Istimewa

  • PCIM Kairo Mesir
  • PCIM Iran
  • PCIM Sudan
  • PCIM Belanda
  • PCIM Jerman
  • PCIM United Kingdom
  • PCIM Libya
  • PCIM Malaysia
  • PCIM Prancis
  • PCIM Amerika Serikat
  • PCIM Jepang
  • PCIM Tunisia
  • PCIM Pakistan
  • PCIM Australia
  • PCIM Rusia
  • PCIM Taiwan
  • PCIM Tunisia
  • PCIM TurkI
  • PCIM Korea Selatan
  • PCIM Tiongkok
  • PCIM Arab Saudi
  • PCIM India
  • PCIM Maroko
  • PCIM Yordania
  • PCIM Yaman
  • PCIM Spanyol
  • PCIM Hongaria
  • PCIM Thailand
  • PCIM Kuwait
  • PCIM New Zealand

Kategori

  • Kabar
  • Opini
  • Hukum Islam
  • Khutbah
  • Media
  • Tokoh

Tentang

  • Sejarah
  • Brand Guideline

Layanan

  • Informasi
  • KTAM

Ekosistem

  • Muhammadiyah ID
  • MASA
  • EventMu
  • BukuMu
  • SehatMu
  • KaderMu
  • LabMu

Informasi

  • Redaksi
  • Kontak
  • Ketentuan Layanan
© 2025 Persyarikatan Muhammadiyah
Login with M-ID

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • AR icon bendera arab
  • EN
  • ID bendera indonesia
  • Home
  • Organisasi
    • Anggota Pimpinan Pusat
    • Keputusan Muktamar Ke-48
      • Risalah Islam Berkemajuan
      • Isu – Isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal
      • Keputusan Lengkap
    • Majelis
      • Majelis Tarjih dan Tajdid
      • Majelis Tabligh
      • Majelis Diktilitbang
      • Majelis Dikdasmen dan PNF
      • Majelis Pembinaan Kader dan SDI
      • Majelis Pembinaan Kesehatan Umum
      • Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial
      • Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata
      • Majelis Pendayagunaan Wakaf
      • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
      • Majelis Hukum dan HAM
      • Majelis Lingkungan Hidup
      • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Lembaga
      • Lembaga Pengembangan Pesantren
      • Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid
      • Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis
      • Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan
      • Lembaga Resiliensi Bencana
      • Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah
      • Lembaga Pengembang UMKM
      • Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
      • Lembaga Seni Budaya
      • Lembaga Pengembangan Olahraga
      • Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
      • Lembaga Dakwah Komunitas
      • Lembaga Pemeriksa Halal dan KHT
      • Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah
      • Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik
    • Biro
      • Biro Pengembangan Organisasi
      • Biro Pengelolaan Keuangan
      • Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum
    • Profil
      • AD/ ART Muhammadiyah
      • Sejarah Muhammadiyah
      • Lagu Sang Surya
      • Organisasi Otonom
      • Cabang Istimewa/Luar Negeri
    • Ideologi
      • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
      • Masalah Lima
      • Kepribadian Muhammadiyah
      • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
      • Khittah Muhammadiyah
      • Langkah Muhammadiyah
    • Daftar Anggota
  • Opini
    • Budaya Lokal
    • Filantropi & Kesejahteraan Sosial
    • Pemberdayaan Masyarakat
    • Lingkungan & Kebencanaan
    • Masyarakat Adat
    • Milenial
    • Moderasi Islam
    • Resensi
  • Hikmah
  • Hukum Islam
  • Khutbah
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Gerhana
    • Khutbah Nikah
    • Khutbah Idul Adha
    • Khutbah Idul Fitri
  • Tokoh
  • Kabar
    • Internasional
    • Nasional
    • Wilayah
    • Daerah
    • Ortom
  • Galeri
    • Foto
  • Login

© 2024 Persyarikatan Muhammadiyah - Cahaya Islam Berkemajuan.