MUHAMMADIYAH.OR.ID, BALI—Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan tentang makna penting eksistensi kampus Muhammadiyah-‘Aisyiyah. Dalam acara Pelantikan Rektor dan Launching ITBM Bali pada Rabu (22/12), ia menyatakan bahwa kehadiran kampus Muhammadiyah-‘Aisyiyah harus menjadi kekuatan dan pusat keunggulan untuk berusaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bagi Haedar, cerdas berarti berkeadaban tinggi dengan dilandasi iman dan takwa yang diiringi akhlak mulia. Maka sesiapa saja yang lahir dari kampus Persyarikatan akan dan harus menjadi insan yang inklusif dan teladan bangsa. “Maka ini menjadi warning bagi kita bahwa lembaga pendidikan harus melahirkan sosok-sosok yang berkeadaban tinggi,” ujar Haedar.
Selain itu, kehadiran kampus Muhammadiyah-‘Aisyiyah harus menjadi perekat persatuan dan keutuhan bangsa. Sebab ongkos mempersatukan bangsa Indonesia tidaklah murah, melainkan harus dibayar dengan darah dan nyawa para pejuang kemerdekaan. Fanatisme golongan yang berlebihan berpotensi membuat Indonesia tercerai berai.
Haedar lantas menjelaskan soal potensi Indonesia bisa bernasib seperti halnya Uni Soviet yang pecah berantakan dan jadi 15 negara. Menurutnya, kejatuhan Soviet ini karena mengikuti egosentrisme, fanatisme dan keengganan bersatu karena satu golongan merasa lebih baik dari golongan lainnya.
“Kita hadir tanpa membeda-bedakan golongan, agama, dan berbagai latar belakang. Pendidikan kita hadir agar menjadi keluarga besar bangsa karena persatuan adalah harga yang mahal dari eksistensi sebuah bangsa,” kata Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Haedar juga menyinggung bahwa perguruan tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah harus mencerdaskan bangsa, baik kecerdasan intelektual, sosial, maupun spiritual. Dia memandang, mahasiswa yang mayoritas generasi milenial saat ini punya potensi besar dalam memajukan Indonesia karena proses adaptasinya yang tinggi.
Kampus Muhammadiyah-‘Aisyiyah juga diharapkan memiliki visi religius yang sejalan dengan upaya pembangunan Indonesia yang maju. “Muhammadiyah harus menjadi contoh yang di dalam dirinya menampilkan keadaban maupun kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, sains, dan lain-lain sehingga bangsa ini mencapai tingkat peradaban tinggi,” kata Haedar.
Hits: 5