MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA– Dalam usaha menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kader Muhammadiyah harus diluaskan bahan bacaannya. Jangan merasa cukup, apalagi puas hanya dengan mengkonsumsi buku-buku berbahasa Indonesia.
Demikian disampaikan oleh Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas pada Rabu (17/2) saat memberikan keynote speech di acara Staidum General Darul Arqam Madya Ikatan Mahasiswa (DAM IMM) Ciputat, Jakarta.
Mengutip Sutan Takdri Alisjahbana, Abbas menyebut bahasa ilmu pengetahuan saat ini masih dipegang oleh bahasa Inggris, Jerman dan Jepang. Oleh karena itu, Malaysia saat ini lebih maju dari pada Indonesia karena bahasa kedua bangsa Malaysia adalah bahasa Inggris.
Padahal sekitar tahun 60-an akhir sampai 70-an awal Malaysia masih mengimpor guru dari Indonesia. Hal tersebut didasari atas kesadaran bangsa Malaysia tertingal dari bangsa Indonesia. Selain itu, kader dari bangsa Malaysia banyak yang dikirim belajar ke Eropa dan setelah selesai mereka ditarik kembali.
Namun demikian, harapan bangsa Indonesia kekinian menurut Abbas bisa diletakkan dipundak para generasi milenial yang sudah fasih berbahasa asing dan sudah bebas akses ke negara luar. Di sisi lain dia juga menyayangkan, di masa sekarang ini generasi muda sering lepas dari keimanan dan ketaqwaan, serta nilai-nilai luhur.
“Pendidikan Islam Berkemajuan ini harus diarahkan dan diorientasikan kepada terciptanya insan-insan yang beriman dan bertaqwa, dan betul-betul menguasai ilmu pengetahuan yang mereka gumuli,” harapnya.
Melihat generasi muda muslim sekarang, kata Abbas banyak mengalami krisis kepercayaan kepada Islam. Hal ini yang menyebabkan peluruhan dalam transfer of value, yang secara bersamaan generasi muda muslim juga mengalami krisis terhadap nilai-nilai ketuhanan.
Ia menyebut, ancaman ini datang dari berkembangnya keilmuan yang bersandar pada sekularisme dan ilberalisme. Padahal menurutnya, sekularisme atau pemisahan agama dengan kehidupan dilarang dalam Islam.