MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Beberapa hari lagi, kita memasuki tahun baru 2022. Banyak orang sudah melakukan refleksi tahun 2021 sembari menyusun resolusi untuk tahun 2022.
Berkaitan dengan hal ini, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengajak warga Persyarikatan untuk meningkatkan muhasabah sebelum tiba di tahun 2022.
“Refleksi, artinya kita berusaha memantulkan apa yang ada di dalam diri kita ini kemudian mencoba menganalisis dan kemudian kita berusaha untuk memperbaiki diri. Jadi jika dengan refleksi itu kita menjadi segar, maka dengan refleksi ini kita bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.
Pada pengajian PCM Depok Sleman, Ahad (26/12) Mu’ti menjelaskan bahwa refleksi atau muhasabah itu bermakna introspeksi diri sekaligus mengevaluasi segala hal yang telah terjadi agar tidak terulang kembali di tahun mendatang.
“Maka upaya kita melakukan refleksi adalah proses kita mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang sudah terjadi untuk masa depan yang lebih baik. Karena itu ada yang mencoba mengartikannya sebagai proses mirroring, proses kita bercermin melihat ke dalam diri kita karena kadang-kadang apa yang kita pikirkan dan rasakan itu tidak sama dengan apa yang terlihat di dalam cermin,” jelasnya.
Proses refleksi atau muhasabah menurut Mu’ti penting dilakukan agar manusia bisa mawas diri di masa depan sekaligus tidak terjebak menjadi sosok yang pesimistis karena terlampau banyak mengenang masa lalu yang sudah lewat dan tidak bisa diubah.
Setelah refleksi dilakukan, maka selanjutnya adalah merancang resolusi. Resolusi dianggap Mu’ti penting untuk menata tujuan di waktu yang akan datang.
“Resolusi itu artinya berdamai. Kalau ada konflik misalnya ada resolusi, kita berdamai dengan semua yang terjadi untuk masa depan yang lebih baik. Karena itu kita tidak hidup di masa lalu tapi kita hidup di masa kini dan masa yang akan datang. Inilah yang saya kira menjadi bagian penting dari kita melakukan refleksi dan melakukan resolusi,” pungkasnya. (afn)