MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA—Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengapresiasi kelompok-kelompok pengajian dan ngaji Al Qur’an yang dilakukan oleh karyawan rumah sakit Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang lain.
Menurutnya gerakan tersebut merupakan langkah baik untuk menjadikan ngaji Al Qur’an sebagai habitus. Akan tetapi, imbuh Mu’ti, yang tidak kalah penting dari itu adalah melakukan habituasi dan implementasi Al Qur’an dalam pelayanan ketika bekerja di rumah sakit Muhammadiyah dan AUM bidang lain.
“Al Qur’an itu petunjuk bagi manusia, huda linnas, guidance for live. Tapi menurut saya dalam konteks bekerja di rumah sakit, selain guidance for live, kita juga perlu punya living guidance, petunjuk yang senantiasa hadir, petunjuk yang senantiasa hidup,” ungkap Mu’ti pada, Rabu (23/3) di acara yang diadakan RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Guru Besar Bidang Pendidikan Islam ini menjelaskan, bahwa perbedaan menempatkan Al Qur’an sebagai guidance for live dengan living guidance, bahwa Al Qur’an terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Maka jika diimplementasikan pada suatu sistem kerja, Al Qur’an merasuk dalam sendi-sendi sistem termasuk pelayanan. Terkait dengan strategi menggaet pasien untuk berobat ke rumah sakit Muhammadiyah, Mu’ti menyebut selain memberikan servis pada jasmani juga harus dilakukan dengan hati.
“Jadi jangan sampai kita melayani itu dengan prinsip lagu pop jaman dahulu, hati menangis namun bibir tersenyum,” selorohnya.
Dihadapan civitas hospitalia RSIJ Cempaka Putih, Mu’ti menyebut pelayanan yang islami itu harus melibatkan hati. Pelayanan dengan hati bahagian juga merupakan konsekuensi sebagaimana manusia yang mengaku berislam. Menurutnya, berislam itu dilakukan dengan sukarela, tidak boleh ada paksaan dalam beragama.
“Sehingga karena itu supaya kita mengaplikasikan pelayanan yang islami itu mulailah dari hati, bekerja dengan gembira jangan bekerja karena terpaksa. Kalau terpaksa itu digaji setinggi apapun tidak akan bahagia dia,” ungkapnya.
Mu’ti kembali menegaskan, bahwa pelayanan islami itu ialah dengan menghadirkan Islam dalam semua aspek. Kategorisasi islami menurutnya dapat dilihat dari bentuk fisik atau bangunan, yaitu yang indah, bersih, menyenangkan, dan enak dipandang mata. Selain itu yang musti diperhatikan betul-betul adalah cara branding rumah sakitnya.
Hits: 2