MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Kekayaan nilai Indonesia salah satunya tersimpan dalam bentuk pepatah maupun peribahasa. Dalam peribahasa Jawa misalnya, terdapat sebuah pesan bagi umat manusia untuk selalu ingat Tuhan dan bertakwa yang terangkum dalam kalimat Eling Lan Waspodo.
Menurut Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, pepatah ini juga berlaku bagi setiap orang yang memegang amanah berupa jabatan di manapun juga, baik kepolisian, lembaga negara, perusahaan, hingga organisasi keagamaan.
“Kekuasaan, jabatan kedudukan itu titipan,” ucapnya mengutip Surat Ali-Imran ayat 26 yang menjelaskan bahwa jabatan, termasuk juga kemuliaan atau kehinaan yang berkaitan dengan jabatan itu murni anugrah Allah Swt.
“Karena itu manusia ketika diberi jabatan, kedudukan itu hendaknya sadar bahwa tidak ada yang abadi. Allah bisa mencabut kekuasaan itu dengan cara sendiri dan waktu yang tidak diduga,” imbuhnya dalam program Kolak Tvmu, Kamis (8/9).
“Kita harus senantiasa berhati-hati. Berhati-hati ini adalah hal yang harus kita pedomani bersama agar tidak salah melangkah dan salah mengambil keputusan. Waspada itu juga dalam arti kita tahu bahwa kita itu siapa, serta sadar bahwa sehebat apapun kita tetap tidak bisa melakukan segala-galanya,” jelas Mu’ti.
Agar bisa tetap Eling Lan Waspada, maka setiap manusia menurut Mu’ti hendaknya saling mengingatkan jika di antara mereka ada yang mulai menyimpang dari kebaikan.
Sebab, sesuai penjelasan Alquran, kata dia orang-orang munafik dan orang jahat itu juga bersekongkol dalam kejahatannya sehingga kaum beriman maupun umat muslim layak juga untuk saling mengingatkan di dalam bingkai kebajikan.
“Karena itu kita sebagai kaum mukmin, kaum beriman itu harus saling bekerja sama, menegakkan yang makruf dan mencegah yang mungkar. Kita harus berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah,” pesannya.
Saling mengingatkan dalam maksud Eling Lan Waspada ini kata Mu’ti juga perlu dilakukan dalam pranata keluarga sesuai Surat at-Tahrim ayat 6 untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
“Sehingga istri mengingatkan suami, suami mengingatkan istri, sehingga keduanya bisa selamat dari api neraka dan selamat mencapai kebahagiaan dalam kehidupannya,” pungkas Mu’ti. (afn)