MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Rencana pemerintah melakukan impor beras sebanyak satu juta ton di tengah panen raya mendapat kritik oleh banyak kalangan.
Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah Mukhaer Pakkanna berharap kebijakan itu diiringi dengan penindakan tegas terhadap tengkulak harga.
“Saya berharap jangan sampai psikologi harga yang terjadi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya itu terjadi sekarang, artinya harga itu dinaikkan oleh para pecundang harga, ya dengan surplus seperti ini mudah-mudahan harga menjadi stabil dan jangan sampai mengganggu stok beras di tingkat petani,” harapnya.
Dihubungi Muhammadiyah.or.id, Selasa (23/3) Mukhaer mengaku tak setuju terhadap kebijakan impor beras. Akan tetapi dirinya mendukung jika Pemerintah konsisten menindak tengkulak harga agar surplus persediaan beras tidak malah berdampak pada spekulasi harga bahan pokok lainnya.
“Saya berharap sembako untuk beras tersedia dan jangan lagi ada impor, termasuk kebuthan-kebutuhan pangan yang lain, saya kira grafik produksi kebutuhan pangan dan petani itu masih sangat kuat, jangan sampai itu memacu faktor-faktor lain yang membuat pecundang harga menaikkannya,” imbuhnya.
“Kalau misal mengikuti rasionalitas pasar tanpa distorsi saya kira harga kebutuhan pokok masuk di bulan Ramadan akan stabil, yang saya kira perlu adalah kita hajar adalah para pecundang harga dan itu nampaknya Pemerintah juga cukup kerepotan,” jelas Mukhaer.