MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, setiap ibadah di dalam Islam sejatinya merangkum empat aspek yang saling terkait satu sama lain.
Empat hal itu adalah, 1) Tarikhu Tasyri’ atau sejarah bagaimana ibadah itu disyariatkan, 2) Maqashid Syari’ah atau tujuan ibadah itu diwahyukan, 3) Kaifiyatu Tasyri’ atau tata cara pelaksanaannya, dan 4) Hikmatu Tasyri’ atau makna di balik pensyariatan ibadah itu.
Adapun dengan ibadah puasa Ramadan, menurutnya ibadah puasa setidaknya memiliki tiga tujuan utama. Antara lain 1) membersihkan jiwa manusia atau tazkiyatun nafs, 2) menciptakan kesejahteraan lahir-batin dunia-akhirat, dan 3) menciptakan keadilan sosial dan hukum.
“Kalau kita kaitkan tujuan syariat dengan ibadah puasa, kita juga dapat penjelasan di dalam Alquran bagaimana Allah mengutus rasul-Nya untuk umat manusia dengan tiga misi. Pertama tilawah, kedua tazkiah, dan ketiga ta’lim,” ujarnya mengutip Surat Al-Jumu’ah ayat ke-2 dan Surat Al-Baqarah ayat ke-151.
“Yang dengan itu manusia bisa selamat dari jalan yang salah kepada jalan yang benar, membimbing manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Itulah antara lain misi risalah atau misi nubuwah dari para rasul,” imbuhnya.
Dalam program Kolak Ramadan di kanal Youtube Tvmu, Sabtu (9/4), Mu’ti menuturkan bahwa manusia memiliki tiga potensi, yaitu potensi mulukiyah (malaikat), potensi hayawaniyah (binatang), dan potensi syaithaniyah (setan) sehingga memerlukan bimbingan Alquran dan tempaan spiritual seperti ibadah puasa.
“Manusia punya potensi yang baik dan tidak baik, maka Alquran menyebut yang beruntung adalah manusia yang membersihkan jiwanya dan yang merugi adalah manusia yang mengotori jiwanya,” ucapnya menguti Surat Al-A’la ayat ke-14.
“Karena itu agar manusia tetap berada di dalam fitrahnya, agar manusia tetap menjadi bersih dari segala dosa, maka Allah mensyariatkan puasa sebagai bagian dari ibadah agar manusia menjadi insan-insan yang bersih, makhluk Allah yang terbebas dari dosa dan menjadi makhluk Allah yang senantiasa berakhlak mulia,” tutupnya. (afn)