MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Nabi Muhammad menyatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Pepatah Jawa menyebutnya migunani tumraping liyan.
“Jadi bagaimana kemudian kita memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada orang. Amal yang paling dicintai Allah adalah kesenangan yang diberikan kepada sesama muslim, menghilangkan kesusahannya, menghilangkan rasa lapar, membantu membayarkan hutangnya, tentu dengan semampu kita,” tutur Ananto Isworo, Senin (1/2).
Dalam Pengajian Virtual di kanal Youtube Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ananto membawakan surat Al-Maidah ayat 9 yang menyatakan bahwa setiap mukmin yang beriman dan beramal saleh dijanjikan Allah pahala dan ampunan yang besar.
“Jadi kalau kita beramal saleh, melakukan kebaikan-kebaikan, dan itu menjadi kebiasaan habit kita, maka yang dijanjikan oleh Allah adalah ampunan dan pahala yang lebih besar,” imbuhnya dengan mengutip ayat ke 97 Surat An Nahl untuk menegaskan.
Janji Allah tersebut menurut Ananto seharusnya dimaknai dengan iman dan amal nyata untuk menjadikan kehidupannya mampu memberikan manfaat bagi orang lain.
“Jadi kenapa masih ada orang yang kemudian hitung-hitungan tidak mau beramal saleh? Menolong orang masih mikir, mau membantu orang masih mikir,” tanyanya.
“Jadi ini kan sesuatu yang luar biasa, bahwa siapapun yang lelah ketika menjalankan ibadah kepada Allah, beramal saleh, tidak perlu takut, tidak perlu khawatir. Pasti laki-laki atau perempuan akan Allah berikan pahala dan balasan yang lebih baik daripada yang mereka kerjakan,” tutupnya